TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sekelompok relawan bersemangat memulai langkah kecil mereka untuk menjaga kebersihan di Pesta Kesenian Bali XLVI yang berlangsung di Taman Budaya, Denpasar.
Inisiatif ini dipelopori oleh organisasi Merah Putih Hijau, PPLH Bali, dan PlastikDetox, dengan total 122 relawan yang terlibat sebagai tenaga edukasi.
Para relawan ini bertugas secara bergilir sejak 15 Juni hingga 13 Juli 2024, memastikan tenant kuliner dan pengunjung mematuhi peraturan pemilahan sampah organik, anorganik, dan residu, serta menghindari penggunaan tas kresek, sedotan plastik, dan styrofoam.
Salah satu relawan, I Made Sumerta Yasa, mengaku awalnya merasa segan menegur tenant yang melanggar peraturan.
Baca juga: Atasi Masalah Sampah, Denpasar Bangun 300 Teba Modern, Gunakan Sistem Online
"Pada awalnya saya sedikit kaget dan juga segan dalam menegur tenant kuliner yang masih menggunakan plastik sekali pakai, tapi setelah kegiatan berjalan sejauh ini, saya bangga sebagai relawan yang dapat mengarahkan para tenant kuliner dan masyarakat menjadi lebih peka dalam kelestarian lingkungan," ujar Sumerta, calon mahasiswa kedokteran yang sudah delapan kali piket, Rabu 9 Juli 2024.
Tantangan yang dihadapi relawan cukup beragam, mulai dari tenant yang belum memilah sampah hingga yang masih menggunakan plastik sekali pakai.
Namun, melalui edukasi yang intensif, perlahan-lahan tenant kuliner mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan.
Hingga hari ke-25 pendampingan, 35 tenant kuliner konsisten memilah sampah dari sumber, 13 tenant mulai memilah namun masih memerlukan edukasi lanjutan, dan 32 tenant tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai.
Tenant kuliner Umah Tuak Manis tercatat sebagai yang paling patuh terhadap peraturan pemilahan sampah.
"Saya sering ketemu tim edukasi. Mereka memastikan tenant kuliner sudah memilah sampah, cek-cek ke dapur kita. Sebenarnya peraturan ini selalu disampaikan saat kita ikut pameran tiap tahun. Jadi sudah terbiasa memilah mana sampah yang bisa diolah," kata I Gusti Agung Ayu Kartini Dewi dari Jembrana.
Pengelolaan sampah di Pesta Kesenian Bali tahun ini juga menunjukkan hasil yang signifikan.
Sebanyak 449 kilogram sampah anorganik berhasil dikelola, sebagian besar berupa gelas dan botol plastik.
Sampah-sampah ini dikumpulkan dari 75 titik tenant kuliner dan tempat sampah di area festival, kemudian diangkut oleh Bank Sampah Sumerta Kelod.
Direktur Program Merah Putih Hijau dan koordinator Relawan Pengelolaan Sampah, Hermitianta Prasetya, menekankan pentingnya PKB dalam perubahan perilaku pengelolaan sampah.
"PKB ini punya suara untuk membudayakan perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah di pesta-pesta. Organisasi Perangkat Daerah dapat menerapkan tata kelola ini ke seluruh acara khususnya kedinasan di Provinsi Bali," ungkapnya.