Berita Buleleng

Warga Bengkala Buleleng Antusias Datangi Pemeriksaan THT Gratis Program Mahasiswa KKN Udayana

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pemeriksaan THT gratis di Desa Bengkala, Buleleng, Bali, Sabtu 3 Agustus 2024 - Warga Bengkala Buleleng Antusias Datangi Pemeriksaan THT Gratis Program Mahasiswa KKN Udayana

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Warga Desa Bengkala, Kubutambahan, Buleleng, Bali, mendapatkan pemeriksaan THT gratis, Sabtu 3 Agustus 2024.

Kegiatan ini merupakan salah satu program Udayana mengabdi dari LPPM Universitas Udayana, sekaligus menjadi bagian dalam kegiatan KKN universitas Udayana di Desa Bengkala.

Berdasarkan pantauan, kegiatan pelayanan kesehatan tersebut berlangsung di Wantilan Desa Bengkala.

Pemeriksaan menyasar masyarakat secara umum, mulai dari anak-anak hingga lansia.

Baca juga: Rumah Lansia Asal Desa Sidetapa Buleleng Ludes Dilalap Api, Diduga Lupa Matikan Kompor

Dosen Pembimbing Lapangan, Nyoman Agus Jagat Raya mengatakan, pada kegiatan pengabdian masyarakat ini pihaknya mengangkat program pelayanan kesehatan.

Salah satunya yakni pelayanan kesehatan Kolok.

"Jadi program kesehatan Kolok itu merupakan sebuah akronim dari cek kolesterol, telinga, tenggorokan dan kadar glukosa darah," jelasnya.

Dijelaskan Nyoman Agus, Kolok menjadi pilihan sebab tidak terlepas dari keunikan desa.

Di mana ada sebagian masyarakat yang tuli atau disebut juga Kolok.

Walau demikian, masyarakat hidup saling berdampingan tanpa ada diskriminasi.

Selain karena keunikannya, Nyoman Agus juga mengajak jika di desa ini jarang ada dokter spesialis.

Atas dasar itulah mahasiswa KKN Udayana melakukan pelayanan kesehatan dengan mengundang dokter spesialis dan rekan-rekan tenaga kesehatan lain. Seperti dokter, perawat dan sebagainya.

"Pelayanan kesehatan ini tidak hanya menyasar balita, namun juga dewasa. Untuk yang dewasa, pertama akan dicek tinggi badan, berat badan, tensi, gula darah dan kolesterol. Baru lanjut di pelayanan kesehatan THT-KL (Telinga Hidung Tenggorokan, Kepala dan Leher)," jelasnya.

Dalam pemeriksaan THT-KL, apabila ada indikasi perlu dibersihkan telinganya, maka akan dilakukan pembersihan.

Apabila setelah dibersihkan masih ditemukan infeksinya, maka tim dokter spesialis akan memberikan resep obat, serta dirujuk ke puskesmas layanan sekitar untuk pengambilan obat.

"Di sini tidak ada obatnya. Jadi hanya diresepkan saja, nanti pasien atau warga akan membawakan catatan hasil pemeriksaan di sini ke Puskesmas. Dan dari tim puskesmas pun juga hadir di sini, diwakili oleh Pustu Desa Bengkala," ungkapnya.

Dikatakan pula, sehari sebelumnya KKN Udayana juga menggelar kegiatan penyuluhan kesehatan HIV/Aids yang disebut Eduhai.

Di mana dalam penyuluhan, pihaknya melibatkan juru bahasa isyarat, untuk berkomunikasi dengan masyarakat tuli.

Nyoman Agus mengakui kegiatan tersebut berjalan dengan antusias.

Sebab warga yang kolok memberi banyak pertanyaan seputar kesehatan.

"Tentunya ini menjadi pengalaman dan pelajaran baik bagi saya maupun mahasiswa di sini, untuk bisa memberi edukasi kesehatan kepada warga koloknya," ucap dia.

Nyoman Agus yang juga ketua pengabdian kepada masyarakat program Udayana mengabdi ini berharap melalui kegiatan ini, masyarakat jadi tahu dan sadar tentang kesehatannya dan hidup lebih sehat.

Dari sisi masyarakat pula, apabila anaknya memiliki gangguan di telinga, masalah berbicara, dan kesehatan lainnya, bisa diketahui lebih dini.

"Sehingga bisa segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan," tandas dia.

Sementara Kepala Desa Bengkala, I Made Astika mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa KKN Unud, utamanya kegiatan pengabdian masyarakat dalam bidang kesehatan.

Terkhusus pada pemeriksaan THT, sebab ada kaitannya dengan sebagian penduduk yang memang tuli-bisu, dan juga masyarakat secara umum.

Dikatakan Astika, jumlah warga tuli-bisu di wilayah Desa Bengkala hingga kini tercatat sebanyak 42 jiwa dari berbagai usia.

Mulai dari bayi hingga lansia. Oleh sebab itu diakui jika program ini sangat menyentuh.

Sebab pemeriksaan melibatkan langsung dokter spesialis THT.

"Mudah-mudahan program ini berkelanjutan. Dengan adanya program ini, semoga menjadi contoh atau ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan melalui puskesmas dan sebagainya. Untuk nantinya bisa rutin mengadakan program pemeriksaan kesehatan khususnya penyakit THT," ungkapnya. (mer)

Kumpulan Artikel Buleleng

Berita Terkini