Diakui Guru Besar Unud itu pertama kali dirawat, Senin (5/8) pukul 22.00 Wita. Saat itu Prof Antara datang dengan keluhan mual-mual, lemas dan diare. "Pertama ke sini, dilakukan pemeriksaan di UGD. Bahkan saat itu katanya sudah empat kali buang air besar di rumah dan kondisinya ada penurunan tensi (tekanan darah)," jelas dr Darta.
Kemudian setelah menerima perawatan, Prof Antara dipindahkan ke ruang Legong. Ketika itu kondisinya naik turun atau kadang membaik dan menurun. dr. Darta pun menyebutkan saat itu almarhum mengalami tekanan darah rendah.
"Haemoglobin-nya juga rendah saat itu. Bahkan pada tadi pagi menurut keluarga sempat diare berisi darah," ucapnya.
Diakui, meski perawatan intensif dilakukan, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Sehingga Prof Antara berpulang pada pukul 07.20 wita. Disinggung terkait hasil diagnosa, mantan Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Badung mengaku keluarga tidak mengizinkan untuk diungkapkan.
"Mohon maaf karena permintaan keluarga. kami tidak diizinkan tidak menyebutkan masalah diagnosis. Yang jelas pada saat awal adanya gangguan sirkulasi atau penurunan tensi dan pada saat ke ruangan ada penurunan HB, karena ada berak darah," paparnya.
Namun dr Darta menyebutkan, telah mencoba melakukan transfusi darah, namun tidak ada peningkatan HB. Sebelum dirawat di RSD Mangusada, pihaknya menyampaikan, dari informasi keluarga, almarhum sempat menjalani operasi empedu dan ada tukak lambung. "Ini baru pertama kali beliau berobat di sini. Bahkan menurut keluarga sempat operasi empedu, dan operasinya juga tidak di Mangusada," bebernya.
Diakui saat ini jenazahnya masih dititipkan di kamar jenazah, mayatnya pun sudah dimasukkan kedalam freezer. Sesuai rencana keluarga, jenazah Prof Antara akan disemayamkan Kertha Semadi, Jalan Cargo Permai nomor 99, Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara. (sar/gus)
BEM Unud Sampaikan Duka Cita
BADAN Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unud menyampaikan ungkapan duka cita atas meninggalnya mantan rektor Unud, Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara MEng. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unud, I Wayan Tresna Suwardiana, pun menyampaikan rasa belasungkawa atas kepergian Prof Antara.
"Kami dari BEM Udayana turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berita duka ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan keikhlasan serta semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sana," kata Tresna saat dihubungi, Kamis (8/8).
Tresna juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas jasa-jasa Prof Antara selama menjabat sebagai rektor. "Kami berterima kasih juga dengan jasa-jasa Prof Antara selama ini selaku rektor. Untuk masalah-masalah lainnya, biarkan segala hal yang kemarin menjadi pembelajaran bagi kita semua," tambahnya.
Meskipun proses hukum terkait kasus SPI Unud yang melibatkan Prof Antara masih berlangsung, Tresna berharap semua pihak dapat menerima kenyataan ini dengan lapang dada. "Walaupun proses hukum masih berlangsung, otomatis sudah gugur. Semoga almarhum dapat beristirahat dengan tenang dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," katanya.
Prof Antara yang dikenal dengan kontribusinya dalam memajukan Universitas Udayana, meninggalkan banyak kenangan dan jasa yang akan selalu dikenang oleh civitas akademika dan masyarakat luas. Dalam pemilihan rektor, Prof DR Ir I Nyoman Gde Antara MEng mendapatkan suara terbanyak untuk menjadi rektor terpilih Universitas Udayana (Unud) Bali periode 2021-2025 pada Selasa 6 Juli 2021.
Dalam pemilihan rektor (Pilrek) yang dilakukan secara online (daring) itu, Senat Universitas Udayana (Unud) dan wakil Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memberikan 81 suara untuk Prof Antara, 31 suara untuk Prof Dr dr I Ketut Suyasa dan 10 suara untuk DR Ir Wayan Budiasa MAP. Total ada 122 suara yang ikut dalam Pilrek Universitas Udayana (Unud) itu. Mereka terdiri dari 79 suara dari Senat Unud dan 43 suara mewakili Kemendikbud Ristek. (sar/ian)
Pasek Suardika: Sosok Teguh dalam Sikap
PENGACARA mantan Rektor Unud, Prof Dr Nyoman Gede Antara saat tersandung kasus SPI Unud, Gede Pasek Suardika pun berduka atas meninggalnya Prof Antara. Dirinya mengaku terkejut mendengar kabar kliennya tersebut meninggal secara mendadak. Menurut Pasek, Prof Antara berpulang pukul 06.30 Wita.