Air hujan akan jatuh di area hulu, meresap, dan turun mengikuti alur-alur lapisan batuan dalam bumi hingga tiba pada titik lokasi sumber air berada.
Sistem ini berkontribusi menuju keseimbangan air atau water balance dan menjadi cadangan air tanah untuk masa depan. Faktanya 1 hektar kebun kopi dengan 300 rorak dapat meresap 26.194.350 liter air per tahun.
Plant Director AQUA Mambal, Ketut Muwaranata, mengatakan bahwa perusahaannya memiliki komitmen untuk sukses tidak hanya dalam bisnis tetapi juga dalam pengelolaan sosial dan lingkungan di masyarakat.
“Inisiatif ini kami lakukan melalui program CSR melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk keberlanjutan dan kemandirian,” Kata Ketut.
“Apa yang sudah kami lakukan tidak terlepas dari peran multi stakeholder, salah satunya pengembangan jasa lingkungan pada program Jempanang Lestari, bekerjasama dengan Forum TJSP Badung dan Pemerintah Badung untuk meningkatkan pembangunan dan SDM di Kabupaten Badung,” tambahnya.
I Gede Suarsa, Ketua Forum TJSP Badung mengatakan bahwa selain dampak lingkungan, program Jasa Lingkungan juga dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial kepada petani kopi, secara berkelanjutan karena dengan adanya insentif Jasa Lingkungan yang diberikan kepada petani kopi Jempanang Lestari dapat meningkatkan motivasi mereka dalam berbudidaya kopi yang baik.
“Kolaborasi multipihak yang saling mendukung menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini dalam bergerak bersama berkontribusi, untuk masa depan alam Bali. Saat ini tercatat sudah 2 perusahaan diluar AQUA yang juga berpartisipasi dengan skema jasa lingkungan,” tegas Suarsa. (*)