TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Penataan keratakan tebing Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kuta Selatan sampai saat ini menyita perhatian masyarakat. Pasalnya penataan terlihat malah merusak tebing.
Selain itu, pengerjaannya tebing Uluwatu pun dinilai sengaja membuang material kabur ke laut. Sehingga air laut menjadi sedikit keruh.
Kendati demikian pemkab Badung dengan tegas mengatakan jika penataan salah satu ikon Bali itu telah melalui kajian dengan matang.
Baca juga: STOP Pembangunan Hotel di Badung, Tabanan, dan Gianyar, Sedang Dirapatkan di Level Menteri
Mengingat pembangunan jalan inspeksi dibawah tebing Uluwatu yang kini sedang dilakukan, juga digunakan untuk menahan deburan ombak.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan (PUPR) Badung, Ida Bagus Surya Suamba mengatakan, penataan keretakan tebing Uluwatu sejatinya telah direncanakan sejak lama.
Bahkan dalam hal ini telah dilakukan kajian oleh Universitas Udayana dan tenaga ahli lainnya.
Baca juga: Mr Bong Ditemukan Tewas di Ubud Gianyar, Sempat Diduga Paksa Beberapa Pembantunya Berhubungan
Sehingga penataan yang dilakukan untuk memperbaiki keretakan tebing dan abrasi.
"Secara kajian dari Universitas Udayana dan tenaga ahli yang ditunjuk, diperkiraan kalau tidak kami tangani tebing Uluwatu ini sudah akan roboh tanpa mendahului yang diatas.
Karena di bawah sudah sangat cekung tebingnya karena adanya abrasi,” ujar Surya Suamba tegasnya Rabu 4 September 2024.
Menurutnya, metode penataan yang dilakukan adalah mempercantik kawasan tebing Uluwatu.
Baca juga: KRONOLOGI 2 Warga Buleleng Kadek Agus dan Nengah Disiksa Hingga Disetrum, Viral Video di Myanmar
Dari kajian yang dilakukan, juga diperlukan pembangunan jalan menuju ke dasar tebing.
"Jalan ini juga digunakan untuk menahan abrasi di sepanjang tebing," Jelasnya
Diakui, sepanjang tebing ini milik Pura Uluwatu.
Bahkan sudah mendapatkan izin dari pengempon pura dan desa adat.