"Polusi sendiri, berasal dari sisa pembakaran tidak sempurna seperti hasil buangan kendaraan, atau buangan di PLTU. Banyak polusi, seperti CO2, CO, NO, NO2, yang memang tidak sempurna pembakarannya dan membahayakan kesehatan masyarakat. Ada partikel debu juga sumber polusi," imbuhnya.
Hal ini tentu tidak mudah, kata dia, jika dilakukan tanpa kerjasama semua pihak. Apalagi Indonesia punya target nol emisi di 2060, sementara khusus Bali targetnya lebih ambisius yakni nol emisi pada 2045.
"Dilihat dari sumbernya, saat ini lebih banyak sektor transportasi untuk polusi. Emisi skala lebih luas, seperti hasil sisa pembakaran tadi berkumpul di lapisan udara, dan menjadi gas rumah kaca," imbuhnya.
Untuk itu, dalam jangka pendek, pihaknya berencana menyiapkan dan mengusulkan kepada KPU khususnya di Bali. Untuk memasukkan pertanyaan, ihwal isu lingkungan, emisi, dan iklim ke dalam debat di Pilkada Bali 2024.
"Kami sedang menyiapkan 4 prioritas isu iklim dan lingkungan, yang harus didorong. Saat ini ada 4 isu utama, yaitu transportasi, energi bersih terbarukan, pengelolaan sampah dan limbah, air dan pengelolaan lahan," sebutnya.
4 skala prioritas itu yang akan diajukan menjadi pembahasan dalam debat, baik calon bupati atau walikota. Bahkan dalam debat di kandidat Gubernur Bali.
Sehingga masyarakat bisa tahu, siapa calon kepala daerah yang konsen terhadap lingkungan dan alam. Di mana isu ini menjadi hal penting, karena perubahan iklim adalah keniscayaan. (ask)