TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Satu per satu ekor anjing milik warga Banjar Delod Bale Agung, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, disasar petugas Medikvet Jembrana, Senin 21 September 2024.
Adalah pelaksanaan vaksinasi emergency rabies sebagai tindaklanjut atau respon kasus gigitan di wilayah setempat.
Metodenya dengan cara suntik langsung serta ditutup.
Selain itu juga sebagai upaya penekanan kasus rabies terus muncul di Jembrana, Bali.
Baca juga: Gerakan Serentak Tangani Rabies, 4 Kabupaten Terbanyak Positif Rabies, Pj Gubernur Bali Bertemu PDHI
Menurut informasi yang diperoleh, kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) anjing tersebut terjadi 17 Oktober 2024.
Dua orang warga yakni nenek berusia 59 tahun serta cucunya seorang anak perempuan berusia 6 tahun menjadi korban serangan anjing dengan ciri-ciri warna hitam tersebut.
Dua korban menderita luka gigitan pada tangannya.
Namun begitu, anjing tersebut kabur ke luar wilayah.
Bahkan lari ke wilayah lain yakni ke Banjar Sebual, Desa Dangintukadaya, Kecamatan Jembrana dan menggigit anak perempuan berusia 5 tahun.
Namun tak lama kemudian, anjing tersebut mati.
Selanjutnya, sampel anjing tersebut diambil untuk dikirim dan diuji di Laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) di Denpasar.
Saat ini masih menunggu hasil lab dari BBVet.
Beruntung seluruh korban telah memperoleh vaksin Anti rabies (VAR) di fasilitas kesehatan setempat.
Menurut data yang diperoleh, jumlah kasus HPR positif rabies dalam tiga bulan terakhir tercatat 13 kasus.
Rinciannya pada Agustus ditemukan 2 kasus, September tercatat 8 kasus dan Oktober ini tercatat 3 kasus positif rabies.
"Anak saya duluan diserang anjing tersebut. Ketika hendak mengajak anaknya ke Puskesmas, kemudian neneknya diserang oleh anjing yang sama," kata ayah korban I Putu Agus Suryana (33) saat dikonfirmasi, Senin 21 Oktober 2024.
Setelah kejadian itu, kata dia, anjing tersebut kabur dan sempat diburu oleh warga setempat.
Namun, HPR tersebut justru kabur ke arah Selatan.
Sementara dua keluarganya tersebut langsung dievakuasi ke Puskesmas terdekat untuk memperoleh Vaksin Anti Rabies (VAR) dan obat lainnya.
"Informasinya menggigit lagi ke wilayah lain. Karena ciri-ciri anjingnya tersebut sama," ungkapnya.
Putu Agus berharap hasil uji laboratorium sampel otak anjing yang menyerang anaknya negatif.
Namun, jika semisalnya positif tentunya bakal mengikuti instruksi dari fasilitas kesehatan.
"Saya harap hasilnya (uji lab) negatif," harapnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya menyatakan, sejak dilaporkan warga Tim Medikvet Jembrana langsung bergerak untuk menelusuri dan melakukan penanganan kasus.
Respon yang dilakukan adalah dengan mengunjungi korban serta melakukan vaksinasi emergency di sekitar Banjar Delod Bale Agung, Desa Mendoyo Dauh Tukad.
"Di wilayah ini ada dua orang yang jadi korban. Mereka diserang anjing dan sudah ditangani di faskes terdekat. Sementara sampel anjing yang menyerang akan dilakukan uji lab di BBVet di Denpasar," kata Sumber Wijaya.
Dia menekankan, ia berharap petugas Medikvet dibantu dengan tim siaga rabies (Tisira) tingkat desa serta seluruh masyarakat yang memelihara HPR agar tetap aware atau peduli dengan peliharaannya.
"Kami harap agar tidak sekedar dipelihara saja. Tapi mari bersama-sama menjaga atau mengantisipasi dampak dari HPR kita seperti misalnya kasus gigitan. Alangkah baiknya peliharaan tersebut dijaga, dirawat dan dikandangkan," tegasnya.
Kumpulan Artikel Jembrana