Wakil Menteri Berdarah Bali

Fakta Menarik Isyana & Ni Luh Puspa, 2 Perempuan Berdarah Bali yang Kini Jadi Wamen Kabinet Prabowo

Penulis: Ady Sucipto
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Ratu Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka (kiri) dan Ni Luh Puspa. Inilah Fakta Menarik Isyana & Ni Luh Puspa, 2 Perempuan Berdarah Bali yang Kini Jadi Wamen Kabinet Prabowo

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR –Sorotan menarik dua perempuan asal Bali yang dipercaya Presiden Prabowo Subianto mengisi wakil menteri yakni Ratu Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka dan Ni Luh Puspa, Minggu, 20 Oktober. 

Dari sederet nama menteri dan wakil menteri yang resmi ditunjuk oleh Prabowo telah resmi diumumkan. 

Dalam catatan Tribun Bali setidaknya terdapat dua sosok berdarah Bali yang mengisi posisi wakil menteri, yang pertama Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka sebagai Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Wakil Kepala Badan dan Keluarga Berencana Nasional.

Baca juga: Setelah Dilantik jadi Wamenpar, Ni Luh Puspa akan Maturan di Buleleng Bali

Dan yang kedua adalah Ni Luh Puspa, Wakil Menteri Pariwisata. 

Jika menelisik lebih dalam, nama Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka dan Ni Luh Puspa bukanlah sosok awam. 

Kedua perempuan yang kini dipercaya Prabowo mengisi posisi Wamen tersebut merupakan mantan jurnalis.

Sosok Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, dikenal sebagai politisi aktif di Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sebelumnya, perempuan 44 tahun ini adalah mantan jurnalis. 

Dikutip dari laman Wikipedia, Senin, 21 Oktober 2024, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengawali karirnya sebagai seorang jurnalis pada 2003 silam seusai menuntaskan pendidikan sarjananya di jurusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI). 

Kala itu, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka bergabung sebagai  reporter di salah satu televisi swasta nasional Trans TV. 

Setahun kemudian, dia mulai berpindah dan ke TV 7 (Trans7). Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka kemudian pindah ke RCTI pada 2007 masih sebagai pembawa acara berita dan produser. 

Di awal 2013, perempuan kelahiran Jakarta 13 September 1980 ini pindah ke Metro TV. Tak berselang lama, pada 2014 Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka kemudian menginisiasi terbentuknya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bersama Grace Natalie dan Raja Juli Antoni. 

Setahun kemudian, pada 2015 Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menyatakan mundur dari dunia jurnalis kemudian masuk ke politik sebagai Ketua DPP PSI ketika itu. 

Salah satu alasannya saat itu terinspirasi oleh almarhumah neneknya Gedong Bagoes Oka yang pernah menjadi anggota DPR dan MPR untuk Utusan Golongan Hindu.  

Baca juga: 2 Wakil Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Berdarah Bali, Ini Daftar Lengkap Kabinet Merah Putih Terbaru

Ni Luh Puspa

Perjalanan karir perempuan yang kini dipercaya sebagai Wamen Pariwisata ini memang penuh perjuangan. 

Ni Luh Puspa dibesarkan di Sukasada Buleleng Bali dari keluarga yang sederhana. 

Kisah  Ni Luh Puspa itu diketahui dalam podcast kode di kanal YouTube KompasTV.

Dalam podcast itu, Ni Luh Puspa yang tumbuh dewasa di Singaraja Bali mengisahkan kehidupan di masa kecil yang terbilang sulit.

Adapun Ni Luh Puspa harus hidup dengan kakek dan nenek lantaran kedua orang tuanya pergi merantau ke Makassar.

Tinggal di desa kecil di Bali, Nih Luh Puspa memulai perjalanan hidup penuh dengan tantangan.

"Jadi tuh sebenernya waktu aku kecil, dibawa sama bapakku ke Bali sama adikku, aku anak pertama makanya namanya Ni Luh, anak perempuan pertama. Nah aku tinggal sama kakek dan nenekku, bapakku balik ke Makassar, kita tinggal di kampung yang ga ada listrik ga ada air, jalanannya itu tanah,"tuturnya.

"Kalau musim hujan aku ga pakai sepatu kesekolah karena itu akan becek, terus aku harus nyebrang 3 parit bukan, tapi sungai juga bukan, terus udah deket baru aku pakai sepatu," katanya.

Menurut ceritanya, kala itu ia harus bekerja membantu kakek dan neneknya karena demi mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Dari situlah Ni Luh Puspa ikut bekerja dan melakukan kegiatan apapun bersama kakek neneknya demi mendapatkan uang.

Ia pernah menjual tali buatan sang kakek hingga ayam di kampungnya.

Bahkan Ni Luh Puspa sempat jadi tukang pemecah batu.

"Kakekku itu petani, tapi dari hasil pertanian saja tidak cukup, kakekku bikin tali dari bambu dan diolah sampai jadi tali, aku biasa bantuin dia.

Dan kalau kemarau, deket rumah ada sungai, kalo ga ada air, kakekku jadi tukang batu disitu terus musim petik apa kakek nenekku jadi apa, dan aku selalu menemani mereka mengerjakan pekerjaan pekerjaan itu," curhatnya.

Diakui Ni Luh Puspa, saat kecil dirinya tidak punya pilihan.

"Aku ngga punya pilihan, kakek juga punya hewan ternak, aku juga bertugas untuk mencarikan makanan untuk ternaknya

"Show keunggulan jadi anak desa, kita ngga terfikirkan untuk main ke Mall, atau pergi ke taman bermain, aku jadikan area tempat kerjaku jadi tempat main," ujarnya.

Bercita-cita jadi orang besar

Keinginan untuk jadi orang besar membuat Ni Luh Puspa untuk berusaha tetap sekolah.

Dalam pengakuannya, Ni Luh Puspa harus membantu mencari uang sembari sekolah.

Lantaran sang ayah memiliki masalah finansial dan harus menghidupi kedua adik Ni Luh Puspa.

Diingatan Ni Luh Puspa pekerjaan pertama di bidang garmen di Bali tepatnya di Kuta.

"Gaji pertama kali Rp 500 Ribu, ini aku tabung sebagian, dan tinggal di Mess," ujarnya.

Terus akhirnya Ni Luh Puspa balik kekampung dan bekerja sebagai sales sepatu.

Dan pernah juga bekerja di Hotel hingga akhirnya bisa melanjutkan kuliah di usia 24 tahun.

"Aku saat masuk kuliah sempat ragu karena umur sudah segini, tapi orang dekat tetap memberikan dukungan,"tegasnya.

Kaget Ditawari Jadi Wamen

Diketahui jika Ni Luh Puspa jadi sorotan saat ikut pembekalan calon wakil menteri digelar Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/10/2024).

Calon Wamen mendapatkan pembekalan artificial intelligence, komunikasi, lapangan kerja masa depan, dan anti korupsi. 

Kehadiran Ni Luh Puspa cukup mengejutkan.

Pasalnya ia tak dipanggil di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan, pada Selasa (15/10/2024) lalu.

Ni Luh Puspa berangkat ke Garuda Yaksa bersama Pengacara Otto Hasibuan, eks Wali Kota Bogor, Bima Arya, dan Dirut Aviasi Pariwisata Indonesia, Dony Oskaria.

Mereka menumpangi mobil yang sama untuk menghadiri pembekalan para calon wamen tersebut.

Otto pun memperkenalkan diri mereka kepada awak media sebelum masuk ke area rumah pribadi Prabowo itu.

"Kita sehat-sehat, di sini ada Ni Luh, Pak Ria," kata Otto, Kamis.

Ni Luh Puspa, yang juga memakai batik seperti calon wamen lainnya, hanya tersenyum.

Sementara itu dalam wawacaranya, Ni Luh Puspa mengakui kaget saat ditawari untuk masuk kabinet.

Lantaran selama ini tidak ada sinyal apapun terkait dirinya untuk bergabung ke pemerintahan.

Bahkan dirinya bertanya-tanya kenapa dirinya terpilih.

"Tidak ada sinyal apapun,totally saya kaget dan bertanya-tanya kenapa saya, lalu dijabarkan beberapa poin tentang saya ,lalu saya minta waktu untuk memikirkan," ujarnya.

Lebih jauh Ni Luh Puspa menyebut tawaran tersebut baru datang hari Rabu kemarin

"Benar-benar baru kemarin, dihubungi sama pak Teddy udah malam dengan beberapa detailing  harus dipenuhi disampaikan, prosesnya sangat cepat, Saya juga mempertimbangkan dengan matang dengan orang berpengaruh di hidup saya, lalu saya mantapkan hati oke," tuturnya.

Mengenai bidang yang akan dipimpin, Ni Luh Puspa menyebut hal tersebut berhubungan dengan bidang yang sudah dikuasainya.

"Ada passion disitu yang ditawarkan ke bidang yang saya lakukan, biarkan bapak presiden yang mengumumkan," jelasnya.

Daftar menteri, kepala badan, kepala lembaga setingkat menteri 

Budi Gunawan, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan 

Yusril Ihza Mahendra, Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan 

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian 

Pratikno, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 

Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan 

Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat 

Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Pangan 

Prasetyo Hadi, Menteri Sekretaris Negara 

Muhammad Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri 

Sugiono, Menteri Luar Negeri 

Safrie Samsoedin, Menteri Pertahanan 

Nazaruddin Umar, Menteri Agama 

Supratman Andi Agtas, Menteri Hukum 

Natalius Pigai, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) 

Agus Andrianto, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan 

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan 

Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah 

Satrio Sumantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi 

Fadli Zon, Menteri Kebudayaan 

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan 

Saifullah Yusuf, Menteri Sosial 

Yassierli, Menteri Ketenagakerjaan 

Abdul Kadir Karding, Menteri Perlindungan Pekerja MIgran Indonesia/Kepala BPNTKI 

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian 

Budi Santoso, Menteri Perdagangan 

Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 

Dodi Hanggodo, Menteri Pekerjaan Umum 

Maruarar Sirait, Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman 

Yandri Susanto, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal 

Iftitah Suryanagara, Menteri Transmigrasi 

Dodi Purwakandi, Menteri Perhubungan 

Meutya Hafidz, Menteri Komunikasi dan Digital 

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian 

Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan 

Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan 

Nusron Wahid, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN 

Rahmat Pambudi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas 

Rini Widyantini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 

Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara 

Wihaji, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 

Hanif Faisol Nurrofiq, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup 

Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM 

Budi Arie Setiadi, Menteri Koperasi 

Maman Abdurrahman, Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah 

Widyanti Putri, Menteri Pariwisata 

Teuku Rifki Harsya, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif 

Arifatul Choiri Fauzi, Menteri Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak 

Dito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olahraga 

ST Burhanudin, Jaksa Agung 

Herindra, Kepala Badan Intelijen Negara 

AM Putranto, Kepala Staf Kepresidenan 

Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Presiden 

Teddy Indra Wijaya, Sekretaris Kabinet.

2. Daftar wakil menteri dan wakil kepala badan 

Lodewijk Freidrich Paulus, Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan 

Otto Hasibuan, Wakil Menteri Koordinasi Bidang Hukum, HAM, dan Pemasyarakatan 

Bambang Eko Suharyanto, Wakil Menteri Sekretaris Negara 

Juri Ardiantoro, Wakil Menteri Sekretaris Negara 

Bima Aria, Wakil Menteri Dalam Negeri 

Ribka Haluk, Wakil Menteri Dalam Negeri 

Muhammad Anis Matta, Wakil Menteri Luar Negeri 

Armanatta Kristiawan Nasir, Wakil Menteri Luar Negeri 

Arif Hafasugroseno, Wakil Menteri Luar Negeri 

Donny Ermawan, Wakil Menteri Pertahanan 

Muhammad Syafii, Wakil Menteri Agama 

Edward Omar Syarief Hiariej, Wakil Menteri Hukum 

Mugianto, Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) 

Silmy Karim, Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan 

Thomas Djiwandono, Wakil Menteri Keuangan 

Suahasil, Wakil Menteri Keuangan 

Anggito Abimanyu, Wakil Menteri Keuangan 

Fajar Riza Ulhaq, Wakil Menteri Pendidikan 

Atit Latifulayat, Wakil Menteri Pendidikan 

Fauzan, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi 

Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi 

Giring Ganesha, Wakil Menteri Kebudayaan 

Dante Saksonoharbuono, Wakil Menteri Kesehatan 

Agus Jabopriono, Wakil Menteri Sosial 

Imannuel Ebenezer, Wakil Menteri Ketenagakerjaan 

Christina Aryani, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/ Wakil Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia 

Zulfikar Ahmad Tawala, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia 

Faisol Riza, Wakil Menteri Perindustrian 

Diah Roroesti, Wakil Menteri Perdagangan 

Yuliot, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 

Diana Kusumastuti, Wakil Menteri Pekerjaan Umum 

Fahri Hamzah, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Perkumiman 

Ahmad Riza Patria, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal 

Viva Yoga Mauladi, Wakil Menteri Transmigrasi 

Suntana, Wakil Menteri Perhubungan 

Angga Raka Prabowo, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital 

Nezar Patria, Wamen Komunikasi dan Digital 

Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian 

Sulaeman Umar, Wakil Menteri Kehutanan 

Didit Erdiawan Asyaf, Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan 

Ossy Dermawan, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional 

Febrian Alphyanto Ruddyard, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Wakil Kepala Badan Perencanaan Nasional 

Purwadi Arianto, Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 

Kartiko Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara 

Aminuddin Maruf, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara 

Dony Oskaria, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara 

*Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Wakil Kepala Badan dan Keluarga Berencana Nasional 

*Ni Luh Puspa, Wakil Menteri Pariwisata 

Diaz Hendropriyono, Wakil Menteri Lingkungan Hidup / Wakil Kepala Pengendalian Lingkungan Hidup 

Todotua Pasaribu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal 

Ferry Joko Yuliantono, Wakil Menteri Koperasi 

Helvi Yuni Moraza, Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 

Irene Umar, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/ Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif 

Veronica Tan, Wakil Menteri PPPA 

Taufik Hidayat, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga 

Muhammad Qodari, Wakil Kepala Staf Kepresidenan. 

Itulah daftar menteri, wakil menteri, kepala badan, dan lembaga setingkat menteri yang masuk kabinet Prabowo-Gibran. 

(Tribun Bali)

Berita Terkini