TRIBUN-BALI.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan percepatan 41 Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri (KI) dengan total nilai investasi mencapai Rp 2.875 triliun.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, sebanyak 41 proyek PSN sektor KI ini ditargetkan dapat terealisasi sepenuhnya pada 2039.
Menurutnya, dibutuhkan percepatan untuk pengembangan KI yang telah ditetapkan sebagai PSN. Pemerintah menargetkan, seluruh PSN tersebut setidaknya dapat mulai beroperasi pada tahun 2025.
“Untuk itu, pengembangan kawasan industri PSN yang yang saat ini dalam proses percepatan maupun perizinan, diperlukan langkah-langkah cepat dan efektif agar kawasan industri tersebut dapat segera beroperasi.
Hal tersebut telah menjadi arahan Bapak Presiden dalam Rapat Terbatas pada tanggal 26 November lalu, di mana Proyek PSN ditargetkan dapat rampung secara keseluruhan pada tahun 2025,” ujar Agus di Gedung Kementerian Perindustrian, Senin (2/12).
Baca juga: TURUN Sekitar Rp157.500, Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat 10 Persen di 19 Bandara Utama
Baca juga: DILARANG Bawa Jimat! Peserta Seleksi Kompetensi PPPK Oleh 4.046 Peserta, Mulai 14-17 Desember 2024
Dari total rencana investasi 41 PSN Kawasan Industri yang mencapai Rp 2.785 triliun, realisasinya baru mencapai Rp 68 triliun. Kemenperin memproyeksikan investasi dalam jangka menengah pada 2029 dapat mencapai Rp 481 triliun.
Agus menjelaskan, saat ini masih terdapat sejumlah tantangan dalam pengembangan Kawasan Industri seperti pertanahan, tata ruang, lingkungan, infrastruktur hingga ketersediaan energi dan manajemen tata kelola serta perizinan.
Kemenperin pun menggelar rapat kerja bersama sejumlah pengelola kawasan industri dan stakeholders lain yang terkait pada Senin (2/12) guna menjaring aspirasi dan memperbaiki iklim investasi khususnya berkaitan dengan pengembangan kawasan industri. (kontan)
BPS Catat Inflasi November 2024 Sebesar 0,30 persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2024 mencatatkan inflasi 0,30% secara bulanan atau month to month (MtM).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, pada November ini terjadi kenaikan IHK dari 106,01 pada Oktober 2024 menjadi 106,33 pada November 2024.
Sementara itu, secara tahunan terjadi inflasi sebesar 1,55% atau secara tahun kalender November 2024 terhadap Desember 2023 terjadi inflasi sebesar 1,12% year to date (YtD).
“Inflasi bulan November 2024 lebih tinggi di Oktober 2024 tapi masih lebih rendah dari November 2024,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (2/12).
Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi pada November 2024 secara bulanan adalah makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,78?ngan andil inflasi sebesar 0,22%.
Komoditas lain yang mendorong inflasi dalam kelompok adalah bawang merah dan tomat yang masing-masing memberi andil inflasi 0,01%.
Kemudian emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,04%, daging ayam ras dan minyak goreng 0,03%, bawang putih, ikan segar, SKM dan kopi bubuk masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,01%. (kontan)