Di sisi lain, Kemenpar berhasil menoreh pencapaian membanggakan lainnya yang salah satunya dalam mengembangkan desa wisata di Indonesia. Melalui program flagship Kemenpar yaitu Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang kembali melahirkan 50 desa wisata terbaik serta memiliki sebanyak 6.067 desa wisata yang tergabung dalam Jejaring Desa Wisata (Jadesta).
Tidak hanya itu saja, dalam periode 2020-2024, sebanyak 40 desa wisata berhasil memperoleh serfitikasi desa wisata berkelanjutan. Sementara, Di tingkat internasional, Desa Wisata Jatiluwih, Bali dan Desa Wisata Wukirsari, D.I. Yogyakarta berhasil meraih penghargaan dari Organisasi Pariwisata Dunia yang dinaungi Perserikatan Bangsa-Bangsa, UN Tourism, sebagai “Best Tourism Villages by UN Tourism 2024".
“Ini menandakan komitmen kami dalam mendorong pengembangan pariwisata yang tidak hanya mengutamakan keindahan, namun juga menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang,” kata Menpar Widiyanti.
Pengembangan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) meliputi Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang, turut berkontribusi terhadap kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang 2024.
Selain pengembangan destinasi, Kemenpar juga berhasil membekali dan mempersiapkan SDM Pariwisata dari enam Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di Indonesia, dimana 2.781 lulusan telah siap memasuki dunia kerja. Selain itu, sebanyak 2.620 orang memperoleh sertifikasi kompetensi pariwisata.
Lulusan tersebut berasal dari Poltekpar Bali sebanyak 656 orang, Poltekpar Lombok 271 orang, Poltekpar Palembang 239 orang, Poltekpar Makassar 561 orang, Poltekpar Medan 444 orang, dan Poltekpar NHI Bandung 610 orang.
“Kehadiran mereka akan memperkuat kualitas tenaga kerja pariwisata Indonesia, sekaligus membangun daya saing global sektor ini,” kata Menpar Widiyanti.
Hadir mendampingi Menpar, Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa, serta seluruh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenpar.