“Kita memang harus terus meningkatkan kualitas dari daya tarik wisata kita, karena pariwisata ke depan kita sudah bicara dua hal, yaitu quality tourism dan sustainable tourism,” imbuhnya.
Dalam kegiatan ini, Wamenpar Ni Luh Puspa didampingi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto; Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Pariwisata Kemenpar, Florida Pardosi; dan Direktur Poltekpar Bali, Ida Bagus Putu Puja.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mewakili Penjabat Gubernur Bali dalam aksi bersih sampah laut tersebut. Membaur dengan peserta lainnya, Sekda Dewa Indra memunguti sampah plastik yang mencemari keindahan pantai. (zae)
TTDI Indonesia di Posisi Ke-22
Travel and Tourism Development Index (TTDI) tahun 2024 Indonesia berhasil melonjak 10 peringkat, menempati posisi ke-22 dari 119 negara di dunia. Namun di balik posisi ke-22 dari TTDI ternyata dari sisi health and hygienic atau kesehatan dan higienis masih jauh di bawah yang diharapkan.
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa di sela-sela menghadiri kegiatan Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Minggu (19/1).
“Di TTDI memang angka kita naik 10 peringkat itu luar biasa dari 32 menjadi peringkat 22. Tapi pada pilar health and hygienic kita masih rendah. Nah, itulah mengapa gerakan wisata bersih kita inisiasi untuk bisa menaikkan pilar health and hygienic itu,” ujar Wamenpar Luh Puspa.
Ia menambahkan untuk gerakan wisata bersih tidak hanya masalah sampah tapi juga toilet. Jadi ada dua concern pada gerakan wisata bersih yaitu sampah di destinasi wisata dan juga toilet di setiap daya tarik wisata itu sendiri.
“Maka dari itu kenapa kita sangat concern dengan masalah sampah karena salah satu hal yang membuat orang datang ke satu destinasi pasti bersih tidak disana, toiletnya bagus tidak. Maka jadinya kebersihan itu menjadi komponen yang sangat penting untuk daya saing dari daya tarik wisata. Maka itu yang kemudian fokuskan saat ini,” papar Luh Puspa.
Luh Puspa menyampaikan gerakan wisata bersih tahun ini dilakukan Kemenpar di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yakni Borobudur, Danau Toba, Likupang, Mandalika dan Labuan Bajo, lalu dilakukan juga di 3 Greater yang ada yakni Bali, Jakarta dan Kepulauan Riau.
“Karena keterbatasan anggaran, gerakan wisata bersih tahun ini hanya di 8 destinasi pariwisata, jadi belum bisa seluruh daya tarik wisata. Tetapi kita fokus dulu di sana. Kalau tahun ini berhasil di sana, kita berharap bisa diteruskan dan kemudian menambah lagi ke lokasi-lokasi lain atau destinasi pariwisata lainnya di Indonesia,” kata dia.
Ia juga berharap dengan gerakan wisata bersih dapat membentuk ekosistem termasuk di dalamnya tidak hanya membersihkan sampah di destinasi wisata, tetapi juga membentuk ekosistem bagaimana masyarakat mempunyai kesadaran pentingnya menjaga kebersihan di daya tarik wisata.
Akan tetapi menurut Luh Puspa beberapa lokasi di Bali sudah sangat bagus penanganan sampahnya seperti di Monkey Forest dan Desa Taro, mereka sudah punya sistem pengelolaan sampah yang sangat baik.
“Dan kita berharap itu bisa kita jadikan contoh untuk ke daerah-daerah lain yang ada untuk menerapkan pengelolaan sampah seperti di Monkey Forest dan Desa Taro dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah,” kata dia.
Sementara itu, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Muhammad Zamroni, juga turun langsung mengerahkan prajuritnya dalam kegiatan yang menjadi bagian dari program nasional “Bulan Cinta Laut” ini.