TRIBUN-BALI.COM - Warga di Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem kembali menggelar tradisi siat api, Rabu (27/2) malam. Ribuan warga dari berbagai daerah sengaja datang, untuk menyaksikan tradisi tahunan tersebut.
Tahun ini prosesi siat api digelar di sepanjang Jalan Gajah Mada, dari yang biasanya ritual digelar di atas Tukad Sangsang. Pemindahan lokasi ini, untuk menghindari penutupan jalan yang terlalu lama.
"Pemindahan lokasi ini diputuskan melalui beberapa kali rapat panitia. Tapi secara simbolis, ritual ini tetap digelar di Tukad Sangsang," ujar Bendesa Adat Duda, Jero Komang Sujana.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Tembus Rp100 Ribu! Tak Ada Pasokan Dari Jawa, Bahan Pokok Naik Jelang Ramadhan
Baca juga: 3 Pengedar Narkoba di Klungkung Diringkus, Satu Tersangka Berinisial IKDP Residivis Kasus Serupa
Ia mengatakan, siat api merupakan tradisi sakral di Desa Adat Duda. Tradisi ini merupakan bagian dari ritual adat yang rutin digelar setiap tahun menjelang Upacara Usaba Dalem di Sasih Kesange.
Siat Api memiliki makna spiritual mendalam, dan diyakini sebagai cara menetralisir hal-hal negatif dan membersihkan alam semesta. Serta mengembalikan keseimbangan di lingkungan desa adat.
Dalam prosesi Siat Api, para peserta saling bertarung menggunakan prakpak, yaitu ikatan daun kelapa tua yang telah dibakar. Selain sebagai bagian dari pembersihan diri, ritual ini juga melambangkan ujian dalam mengendalikan emosi.
"Tradisi ini diharapkan dapat menjauhkan masyarakat dari marabahaya dan menjadi pengendalian diri," ungkap Sujana.
Menambah kesakralan suasana, perang api tahun ini juga diiringi dengan pragmentari yang mengisahkan asal-usul dan makna di balik siat api. Termasuk tradisi ini yang pernah tidak digelar, saat erupsi hebat Gunung Agung pada 1963 silam.
Tradisi siat api ini, turut dihadiri oleh tokoh-tokoh di Bali, termasuk anggota DPD RI Provinsi Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Kadisbudpar Karangasem Putu Eddy Surya Artha, Wakil Ketua DPRD Karangasem I Gusti Agung Dwi Putra, serta Ketua MDA Karangasem I Nengah Suarya. (mit)