Kami menyadari pembuangan sampah tersebut bukan solusi jangka panjang. Upaya pengelolaan yang lebih serius juga sudah kami pikirkan, semoga bisa dieksekusi dalam waktu dekat,” katanya.
Apabila dilihat dari jenis sampah, jelasnya, mayoritas sampah selama ini adalah sampah organik yang semestinya ke depan sangat berpeluang dikelola menjadi pupuk organik.
Sebelumnya memang ada sejumlah upaya yang dilakukan untuk mengelola sampah tersebut, tetapi memang belum bisa berkelanjutan.
Salah satunya terkendala pada model pengelolaan yang tidak sebanding dengan volume sampah yang sangat banyak.
“Kami tengah mengupayakan memecahkan persoalan sampah ini ke depan. Oleh karena itu, peran aktif umat dalam mengelola sampahnya sendiri sangat kami harapkan, sehingga antara konsep religius yang luhur dan praktik dalam laku bisa selaras,” tegasnya.
Paruman Agung Ngusaba Kadasa tahun 2025 dilaksanakan sebagai ruang koordinasi antarunsur yang terlibat dalam pelaksanaan Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur.
Rapat tersebut dihadiri unsur Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Bangli, TNI-Polri, PHDI Bangli, MDA Bangli, prajuru adat Desa Batun Sendi Batur, serta masyarakat adat Batur.
Pokok bahasan paruman agung terkait dengan penetapan jadwal acara, mekanisme pengamangan dan lalu lintas, serta hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan upacara.(*)