Mulai dari memperpanjang kontrak di Amerika, atau pindah ke Australia untuk melanjutkan pendidikan perkuliahan sembari bekerja. "Kalau di Australia dia bisa kuliah sambil kerja. Dia tidak ingin membebani orang tuanya lagi," ujar Wandika.
Wandika sempat mempertanyakan apa tujuan yang ingin digapai Kadek Melly. Kepada ayahnya, Kadek Melly mengaku jika dia tidak mungkin selamanya menjadi seorang Imigran.
"Kadek Melly ingin mengejar reputasi di negara migran. Mudah-mudahan di kampung halaman, dalam hal ini di Bali, kita dilirik oleh pihak perusahaan. Sehingga tidak menjadi kariawan biasa. Minimal kita yang mengendalikan perusahaan itu. Seperti itu cita-citanya," ungkap dia.
Perjuangan Kadek Melly dalam mengejar cita-citanya harus berhenti akibat musibah kecelakaan yang terjadi di persimpangan jalan St. Claude dan jalan Sister, Kota New Orleans, negara bagian Lousiana, Amerika Serikat pada Sabtu, 29 Maret 2025. Ia dikabarkan menjadi korban meninggal dunia akibat peristiwa naas itu.
Wandika mengaku terakhir kali komunikasi dengan Kadek Melly pada hari pengrupukan yakni Jumat, 28 Maret 2025. Ketika itu Kadek Melly meminta dikirimkan video ogoh-ogoh di Desa Bontihing serta parade ogoh-ogoh di Denpasar.
Kedua orang tuanya pun menyanggupi permintaan tersebut. Kemudian disambung dengan membicarakan ogoh-ogoh hingga pukul 21.30 WITA.
Selanjutnya pada saat Nyepi, Kadek Melly sempat kembali menghubungi keluarga. Namun karena jaringan internet pada saat itu mati, sehingga pihak keluarga baru menerima pemberitahuan panggilan keesokan harinya. (mer)