Berita Bali

Arak Bali Tembus Pasar Ekspor ke China, Gubernur Koster: Arak Bali Tidak Kalah dengan Soju dan Sake

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MIXOLOGI - Gubernur Bali, Wayan Koster saat membuka acara final mixologi arak bali. Jumat 20 Juni 2025. Arak Bali Tembus Pasar Ekspor ke China, Gubernur Koster: Arak Bali Tidak Kalah dengan Soju dan Sake

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Popularitas minuman arak Bali kian mendunia. 

Bahkan arak Bali tak kalah dengan soju Korea, sake Jepang, ataupun whisky.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Bali, Wayan Koster saat memberikan sambutan pada acara Final Mixologi Arak Bali yang digelar di Ruang Terbuka Hijau Bung Karno, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali pada Jumat 20 Juni 2025. 

Pada rangkaian acara bulan bung Karno ini, Koster menyebut jika produk arak Bali telah memiliki posisi strategis sebagai minuman tradisional sah yang dilindungi regulasi, yakni Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali.

"Dulu arak dianggap ilegal, diburu aparat. Sekarang, kita punya 65 lebih merek arak Bali dengan kemasan modern, 14 di antaranya telah diekspor ke luar negeri. Bahkan produk dari Banyuning, Buleleng, kini menembus pasar China," ujar Koster.

 

Ekspor ini berawal dari penjualan arak Bali di toko bebas bea (duty free) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Menurut Koster, produk arak Bali terbukti sangat diminati. "Dalam sebulan, satu produsen bisa menjual hingga 4.000 liter.

Begitu 100 botol masuk, langsung habis. Karena kemasannya menarik dan rasanya enak," jelasnya.

Baca juga: VIDEO Kisah Inspiratif Made Budiarta, 20 Tahun Mengabdi Akhirnya Diangkat Jadi ASN di Buleleng Bali

Ia juga menegaskan bahwa kualitas arak Bali tidak kalah dengan minuman alkohol terkenal dari luar negeri.

"Saya pastikan arak Bali tak kalah dengan soju Korea, sake Jepang, atau whisky. China pun memilih arak Bali setelah melakukan riset di sejumlah negara," tambahnya.

Final Mixologi tahun ini diikuti 84 peserta dari seluruh Bali, terdiri dari pelajar dan mahasiswa perwakilan tiap kabupaten/kota. Kompetisi ini mendapat dukungan besar dari SMK dan LPK pariwisata, karena menjadi ruang nyata bagi generasi muda untuk mengembangkan keterampilan di bidang hospitality.

"Mixologi kini bukan sekadar keterampilan tambahan. Banyak alumni yang menjadi barista, bartender profesional, bahkan membuka usaha sendiri. Ini potensi besar," kata Koster.

Ia juga menekankan bahwa PDI Perjuangan sebagai penggagas kegiatan ini akan terus mendukung pertumbuhan industri arak lokal.

"Astungkara, setiap tahun peserta meningkat. Ini bukan sekadar prestasi, tapi peluang ekonomi nyata bagi generasi muda Bali," tegasnya.

Dorong Sinergi untuk Petani Lokal

Halaman
12

Berita Terkini