Berita Kesehatan

Lima Orang Idap TB-HIV di Jembrana Dapat Perlakuan Khusus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Lima Orang Idap TB-HIV di Jembrana Dapat Perlakuan Khusus

Lima Orang Idap TB-HIV di Jembrana Dapat Perlakuan Khusus

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Sebanyak 200-an kasus positif TBC (Tuberculosis) di Kabupaten Jembrana setiap tahun.

Dari jumlah tersebut, 5 orang warga Jembrana TB-HIV saat ini.

Mereka memperoleh perlakuan khusus karena dua penyakit tersebut. 

Baca juga: Buleleng Peringkat Kedua Kasus TBC Tertinggi di Bali, Sutjidra Sebut TBC Bisa Dieliminasi

Data tersebut menunjukkan screening yang dilakukan petugas kesehatan (nakes) sudah dilakukan secara optimal.

Sebab, semakin banyak ditemukan kasus positif, bakal semakin baik karena akan lebih mudah melakukan penanganan seperti deteksi dini, pengobatan serta mencegah penularan lebih luas lagi.

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jembrana, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini sudah ada sebanyak 618 orang mengidap penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium ini.

Baca juga: TBC di Badung Capai 197 Kasus pada Triwulan I, juga Ditemukan pada Anak-Anak

Temuan kasus tersebut karena jumlah terduga atau suspek TBC yang ditemukan petugas lebih banyak dibanding target yang diberikan Kementerian Kesehatan.

Rinciannya, pada tahun 2023 ada 2.915 orang terduga TBC dan tercatat 286 kasus positif. Pada tahun 2024 tercatat ada 2.867 orang suspek TBC dengan jumlah kasus positif sebanyak 223 orang.

Sementara hingga pertengahan bulan Juni 2025 ini tercatat sudah ada 1.216 orang suspek dengan jumlah 109 kasus positif TBC yang ditemukan di Jembrana.

"Untuk penyakit TBC ini khusus atau berbeda dengan penyakit lainnya. Semakin banyak screening dan semakin banyak kasus, semakin bagus."

Baca juga: TBC di Badung Capai 197 Kasus pada Triwulan I, juga Ditemukan pada Anak-Anak

"Sehingga kita bisa melakukan penanganan yang lebih tepat dan menekan angka penularan," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra saat dikonfirmasi.

Menurut data, kata dia, temuan kasus ini karena penerapan atau pelaksanaan screening yang optimal.

Sasarannya adalah semua orang yang menunjukkan gejala serta lakukan skrining terhadap kelompok berisiko.

Seperti kelompok ODHA, mereka yang tinggal di lingkungan kumuh serta lingkungan dengan padat penduduk.

Halaman
12

Berita Terkini