TRIBUN-BALI.COM - Gubernur Bali, Wayan Koster mengungkapkan akan membangun 4 underpass di Denpasar dan Badung. Dari 4 underpass tersebut, 2 underpass dibebankan pada Pemkot Denpasar.
Namun dibutuhkan anggaran besar untuk pembangunannya. Diperkirakan, dana yang dibutuhkan mencapai Rp700 miliar, sehingga pelaksanaannya masih perlu waktu karena menunggu kemampuan keuangan daerah.
Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, saat ditemui usai Rapat Paripurna ke-18 Masa Persidangan II di Gedung DPRD Kota Denpasar, Kamis (3/7). Untuk Denpasar, lokasi pembangunan yang direncanakan adalah di Simpang Tohpati dan Simpang Jalan Gatot Subroto (Gatsu)–Jalan Cokroaminoto.
Baca juga: PENCARIAN Dilanjutkan Besok 4 Juli 2025, Update 35 Orang Ditemukan, 6 Meninggal & 29 Selamat!
Baca juga: Rencana Bangun 2 Underpass Simpang Tohpati & Gatsu, Pemkot Denpasar Butuh Cuan Rp 700 Miliar
Arya Wibawa menjelaskan bahwa kajian pembangunan underpass di Simpang Tohpati telah rampung dan tidak ada kendala teknis. Namun, pengerjaan masih menunggu waktu dan kesiapan anggaran.
Sementara itu, untuk Simpang Gatsu–Cokroaminoto, kajiannya masih berlanjut karena terdapat jembatan dan sungai yang perlu dipertimbangkan secara teknis. “Opsi dari kajian Dinas PUPRKim Provinsi Bali menyarankan pembangunan underpass dialihkan ke simpang Jalan Gatsu–Jalan Ahmad Yani,” jelasnya.
Meski demikian, Arya Wibawa menilai lokasi yang paling tepat membangun underpass adalah di Simpang Gatsu–Cokroaminoto, karena menjadi titik kemacetan utama. “Karena di sana memang biangnya kemacetan. Cocoknya di Simpang Gatsu–Cokroaminoto, tetapi kita tunggu kajiannya dulu,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa pembangunan underpass kemungkinan membutuhkan waktu cukup lama. Pasalnya, satu proyek underpass bisa menelan biaya Rp250 miliar hingga Rp300 miliar.
Jika dibebankan seluruhnya pada APBD Kota Denpasar, maka total biaya bisa mencapai Rp600–Rp700 miliar. Dengan besarnya kebutuhan dana tersebut, Arya Wibawa menyatakan bahwa pihaknya masih akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Gubernur Bali.
Terlebih saat ini, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, masih fokus menyelesaikan persoalan sampah, terutama di TPST TPA Suwung. “Pak Wali masih konsen ke penanganan sampah di TPST TPA Suwung. Kita belum dapat berapa biaya dan tipping fee untuk pengolahan sampah berbasis insinerator agar bisa menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS),” ungkapnya.
Ia menambahkan, setelah penanganan sampah tuntas, barulah pembahasan pembangunan underpass akan dilanjutkan lebih serius. Bahkan, sebagai alternatif solusi jangka pendek untuk mengurai kemacetan di simpang Gatsu–Cokroaminoto, diusulkan pemindahan patung pahlawan di lokasi tersebut.
“Kalau di simpang Gatsu–Cokroaminoto itu ada usulan opsi juga, kalau memang biaya pembangunan underpass terlalu tinggi, untuk sementara agar membongkar patung pahlawan untuk memperlancar lalu lintas. Sebab, satu detik saja terlambat akan menimbulkan kemacetan,” katanya. (sup)