Berita Klungkung

Isak Tangis Iringi Pengabenan Korban KMP Tunu Pratama Jaya Kadek Oka di Klungkung 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENGABENAN - Suasana pengabenan I Kadek Oka di Setra Desa Adat Banjarangkan, Klungkung, Bali, Selasa (8/7/2025).

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Isak tangis mengiringi pengabenan I Kadek Oka (52), korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.

Keluarga, kerabat, maupun rekan-rekannya merasa sangat kehilangan sosok pekerja keras dan rajin mebraya tersebut.

Suasana duka kian terasa ketika prosesi memandikan jenazah I Kadek Oka. Warga berkerumun, untuk ikut dapat melihat jenazah Kadek Oka.

Ketika itulah isak tangis dari keluarga dan rekan-rekannya mulai terdengar lirih.

Baca juga: Saat Hari Kejadian Tenggelamnya KMP Tunu, Mertayasa Dua Kali Video Call Tanya Kabar Anak-Anak

Beberapa keluarga bahkan sampai lemas, karena tidak berkuasa menahan duka. Pun putra sulung Kadek Oka, Putu Adi Prastikaka meski berusaha tegar, tapi ia tidak berdaya menahan tangisnya.

Rasa kehilangan begitu jelas teraut dari wajahnya. Sementara sang istri, Ni Nyoman Geria Rangkane tampil lebih tegar. Walau dari ekpresinya, menujukan rasa kehilangan yang mendalam.

Baca juga: Kejadian Kedua Truk Semen Rem Blong di Bangli, Dulu 3 Korban Meninggal Sekarang 4 Korban 

Jenazah Kadek Oka diantar ke setra setempat sekitar Pukul 14.00 Wita. Ratusan krama banjar ikut mengiringi perjalanan janazah ke setra yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka.


Hingga akhirnya sekitar Pukul 15.00 Wita, Jenazah Kadek Oka dibakar. Keluarga maupun kerabat sangat merasa kehilangan sosok Kadek Oka.


Seperti yang diungkapkan kerabatnya, I Nyoman Arjana. Baginya Ketut Oka merupakan sosok yang sangat rajin bermasyrakat. Meskipun kesibukannya sebagai sopir truk lintas provinsi pengangkut semen, ia tetap meluangkan waktu jika ada kegiatan banjar ataupun keluarga.


"Setiap ada kegiatan banjar atau keluarga beliau selalu hadir, ikut berperan serta. Kami merasa sangat kehilangan," ungkap Arjana yang juga Kelihan Banjar Nesa.


Hal serupa diungkapkan Perbekel Desa Banjarangkan, Anak Agung Gde Indrawan Diputra. Menurutnya Kadek Oka sosok pekerja keras. Menyopir truk besar Jawa-Bali, sudah menjadi rutinitas dari seorang Kadek Oka.


"Saya terakhir bertemu bliau belum lama ini, saat menghadiri acara ngaben warga. Beliau sangat baik dan pekerja keras," kenangnya.


Kadek Oka yang menjadi korban tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, meninggalkan seorang istri, 2 anak dan 4 orang cucu. (mit)

Berita Terkini