TRIBUN-BALI.COM - Sarah (nama samaran) memang bermimpi ingin ke Bali. Baginya Pulau Surga ini, adalah tempat indah yang kelak menjadi rumah masa tuanya.
Ia merantau dari salah satu pulau terbesar di Indonesia, meninggalkan ayah dan kakak perempuannya, demi mengejar mimpi di Bali.
Namun pandemi membuatnya gigit jari, pekerjaan di hotel berbintang hanya tinggal mimpi. Ia pun melamar ke sana sini, berharap ada lowongan untuk bisa tetap stay di Bali.
Akhirnya sekitar tahun 2022, salah satu agen memanggilnya untuk bekerja. Sarah akan dikirim ke kapal pesiar yang akan berlayar keliling Eropa.
Ia senang bukan kepalang, karena akhirnya ada panggilan yang datang. Bersiap menghadapi tantangan, menuju masa depan gemilang.
Sarah mendapat panggilan dari salah satu agen pemberangkatan pekerja ke kapal pesiar. Kapal tempatnya bekerja bisa menampung 4.000 - 5.000 lebih penumpang.
Baca juga: HANCURNYA Karir Pekerja di Kapal Pesiar, Simak 4 Faktor Penting Berikut Ini yang Harus Dihindari!
Baca juga: CALON PMI Ke Jepang Tetap Dapat Job Letter, Disnaker Sosialisasikan Pesan Pemerintah Jepang
Sebagai anak baru, Sarah tentu selalu mendengarkan dan mengikuti apa arahan boss bahkan senior-seniornya. Hanya saja ia tidak menduga bekerja di kapal pesiar seberat itu.
"Aku harus berdiri 18 jam bahkan lebih," katanya kepada Tribun Bali mengisahkan. Dalam 24 jam, bisa dihitung jari waktu baginya untuk rehat. Tidur larut malam, kemudian bangun pagi buta.
Hanya saja ia tetap berusaha profesional, walau terkadang lelah, kantuk, bosan, bahkan hingga mabuk laut melandanya. Apalagi perempuan ada mood saat akan datang bulan.
Sarah menceritakan, hampir semua kru punya beban dan masalahnya masing-masing. Namun mereka semua tetap selalu bekerja sesuai tupoksinya masing-masing.
Sebab bekerja dengan orang asing sangat ketat, salah sedikit atau kasus sedikit bisa dipecat. Sebagai waitres junior, ia mengambil pekerjaan tidak saja mengantarkan makanan.
Namun juga memindahan meja, piring, dan lain sebagainya. Di mana jumlahnya benar-benar ribuan, dan tentu terbayangan bagaimana melelahkannya itu.
Hanya saja, memang gaji yang diberikan juga sesuai, antara Rp15 jutaan sampai puluhan juta tergantung masa kerja dan jabatan di dalam kapal.
Belum lagi jika dapat tip dan service, maka ia sebulan bisa mengumpulkan sampai Rp20 jutaan. Ia sudah berangkat sekitar 3 kali, berangkat pertama ia pakai untuk melunasi modal saat pelatihan sebelum berangkat.
Kemudian berangkat kedua, ia gunakan untuk membeli mobil, dan berangkat ketiga ini rencana untuk DP rumah di Bali. "Semoga saja bisa terus kuat bekerja di kapal," katanya.