TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali sebut harga babi saat ini merosot mencapai Rp36.000 per kilogram berat hidup.
Diduga, turunnya harga babi dipengaruhi menurunnya jumlah pengiriman ke luar Bali dengan beberapa alasan.
Padahal sebelumnya peternak sempat senang yang harga babi pernah mencapai Rp60.000 per kilogram berat hidup.
Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, I Ketut Hari Suyasa menjelaskan, permintaan babi saat ini menurun, yang salah satunya diakibatkan oleh berkurangnya pengiriman ke luar Bali.
Baca juga: Harga Daging Babi di Bali Hari Ini 2 Agustus: Gianyar Turun, Karangasem Jadi Rp80.714
“Jika daerah tujuan tertutup, peluang kita menaruh daging sedikit. Minimnya pengiriman ke luar Bali ini, karena daerah-daerah pengirim (produksi) tengah mulai mengalami wabah. Kondisi ini membuat banyak peternak melakukan pengosongan kandang untuk menghindari wabah,” jelasnya, Sabtu 2 Agustus 2025.
Pengosongan kandang ini, kata dia, membuat ternak-ternak dijual dengan harga murah.
Kondisi tersebut menjadikan pasar tujuan Bali pun terambil alih dengan yang lebih murah dan banyak.
“Manado dan Lampung yang juga menjadi daerah tujuan (pengirim), bukan serapan tengah terdampak wabah. Meski tidak seekstrem dulu namun ketika ada satu case (suspect) maka mereka harus melakukan pengosongan kandang," terangnya.
Kondisi ini membuat peternak kembali terpuruk. Turunnya harga babi terjadi secara signifikan dan harga jual di bawah harga pokok produksi (HPP).
HPP babi saat ini diakuinya mencapai Rp40.000 per kilogram berat hidup. Sementara harga jual mencapai Rp36.000 per kilogram.
Sebelumnya tingginya harga babi yang berlangsung cukup lama pada harga di atas Rp50.000 per kilogram berat hidup.
Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya permintaan babi Bali.
Terutama untuk pengiriman ke Sulawesi dan Kalimantan yang selama 2 tahun terakhir mampu memberikan harga baik bagi peternak.
Kumpulan Artikel Bali