TRIBUN-BALI.COM - Liquid Petroleum Gas (LPG) atau elpiji 3 kilogram (kg) langka di wilayah Kota Denpasar. Masyarakat mengeluh sulitnya mencari elpiji 3 kg. Salah satunya diakui Agus Suardana yang berkeliling dari satu warung ke warung yang lain di Sanur.
“Saya keliling mencari gas (elpiji) dari utara ke selatan, kosong. Terus kondisinya seperti ini,” katanya Agus saat ditemui, Rabu (6/8).
Ia mengaku elpiji langka sejak sepekan lalu. “Sudah seminggu lalu tetangga bilang. Tapi karena punya saya baru habis, jadi baru cari dan ternyata memang langka,” imbuhnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Ni Nengah Suryantini yang tinggal di Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur. “Bulan-bulan ini mulai langka. Di pangkalan juga katanya dapat sedikit-sedikit. Belum 1 jam sudah habis,” akunya.
Baca juga: CUACA Buruk, Penyeberangan Fast Boat di Padangbai Ditutup Sementara
Baca juga: BUTUH Rp64 Miliar Meterisasi 6000 PJU, Dishub Buleleng Genjot Meterisasi PJU Tiap Tahun
Bahkan kemarin pagi, ia ikut antre sampai 2 jam di pangkalan untuk dapat elpiji 3 kg. Menurutnya, elpiji di pangkalan kedatangannya juga tak tentu. “Tadi tumben, jam 11.00 datang. Kadang jam 1 siang (13.00 Wita). Antreannya Panjang,” paparnya.
Menurutnya, warung-warung di sekitar rumahnya juga tak menyediakan elpiji. “Kemarin sempat ada, harganya Rp 27 ribu. Tapi dibeli juga, karena hitungannya masih lebih murah daripada gas 12 kg,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang pengecer elpiji 3 kg di Sanur, Wulan mengatakan di warungnya sudah tak ada gas sejak Senin (4/8) kemarin. “Senin dapat 10, begitu turun langsung habis diborong pembeli,” paparnya.
Ia mengatakan dirinya mendapat jatah 10 tabung per minggu dan langsung ludes.
Sementara itu, dihubungi pemilik Pangkalan Bayu Sedana di Penatih, Agung Putra Negari mengaku pasokan lancar. “Di sini lancar. Baru tadi (kemarin) pagi dapat pengiriman dan jumlahnya tak ada dikurangi,” paparnya.
Meski pasokan di pangkalannya lancar, banyak pembeli dari luar Penatih yang datang ke sana. “Pembeli bilang kalau di tempat lain kosong. Di sini lancer,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali, I Putu Armaya meminta ada pengawasan dan penindakan oleh pihak terkait. Sebab menurutnya selama ini pengawasan distribusi elpiji 3 kg masih kurang, apalagi untuk penindakan.
“Terus terang pengawasan masih kurang. Dan ada dugaan, banyak usaha-usaha di luar ketentuan menggunakan elpiji 3 kg, ada perusahaan laundry atau restoran. Ini baru dugaan,” kata Putu Armaya, Rabu (6/8).
Pihaknya pun meminta, jika ada penyalahgunaan elpiji, harus ditindak tegas. Karena dinilai hal ini merugikan masyarakat kecil yang memang membutuhkan tidak kebagian gas.
Pihaknya pun sempat berkomunikasi dengan beberapa agen dan sub agen dan ternyata kosong. “Dikatakan jika distribusi dari Pertamina lancar. Terus ke mana larinya elpiji 3 kg itu? Sehingga otoritas berwenang harus melakukan pengawasan dan menindak,” paparnya.
Jika tak ada pengawasan dan tindakan tegas, maka kelangkaan akan terus terjadi tanpa solusi. Selain kelangkaan, pihaknya juga menerima pengaduan dari konsumen terkait kurangnya isi tabung gas 3 kg.
Dan hal ini menurut pengaduan masyarakat terjadi di Denpasar. “Ada pengaduan isinya banyak yang kurang, itu di Denpasar. Kalau di Singaraja sudah sesuai,” paparnya.