Menurut kesaksian dari warga, awalnya dikira sebatang kayu yang mengambang, tetapi ketika dibawa gelombang dan mendekati pinggir pantai, baru disadari bahwa itu adalah sosok mayat.
Warga yang melihat itu lalu berteriak meminta bantuan.
Setelah menerima informasi penemuan, tim SAR gabungan yang saat itu sedang melakukan penyisiran darat langsung merapat ke lokasi untuk mengevakuasi korban.
Selanjutnya dari pihak keluarga diberikan kesempatan untuk mengenali jenasah, dan dapat dipastikan itu adalah korban atas nama Kadek Adi.
Setelah ditemukan, selanjutnya jenazah korban dievakuasi menuju ambulans BPBD Kota Denpasar, untuk dibawa ke RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah.
Kadek Adi merupakan korban terakhir yang dicari Tim SAR setelah 77 lainnya ditemukan selamat dengan luka-luka dan 2 Warga Negara Asing (WNA) asal China meninggal dunia. Dua WNA asal China yang meninggal adalah Shi Guo Hong (20) laki-laki dan Hanging Yu (37) laki-laki. Dengan ditemukan Kadek Adi, maka total korban meninggal dunia menjadi 3 orang.
Sebelumnya tim SAR gabungan sudah melaksanakan pencarian di seputaran lokasi kapal terbalik sejak pagi hari. Mereka dibagi menjadi SRU darat dan SRU laut. Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menggerakan 1 unit Rigid Inflatable Boat (RIB) dan melibatkan 7 personel tim SAR gabungan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya dengan didampingi Kasi Sumber Daya, Supriyono, langsung memantau jalannya operasi SAR. “Sementara itu, upaya membalikan posisi kapal dengan 1 alat berat tidak berhasil dilakukan, kemudian kami koordinasi kembali untuk mengirim bantuan 1 unit lagi, dan akhirnya dilakukan dengan menggunakan 2 unit alat berat,” kata Nyoman Sidakarya.
Dengan ditemukannya seluruh korban maka operasi SAR dihentikan atau ditutup.
“Saya sebagai perwakilan SMC, dengan ditemukannya korban sesuai dengan manifest dan jumlah ABK semua sudah ditemukan baik dalam kondisi selamat atau meninggal, terkait penyelidikan nanti otorita pelabuhan bersama instansi pemerintah instansi terkait akan melakukan pekerjaannya,” ujar Supriyono.
Kapal Bali Dolphin Cruise II terbalik dihantam gelombang setinggi 4 meter secara tiba-tiba di alurnya saat hendak bersandar yang hanya berjarak 50-100 meter dari Dermaga Pelabuhan Sanur, Denpasar, pada Selasa (5/8). Kapal tujuan Nusa Penida - Pelabuhan Sanur tersebut berisi 80 orang. Dari jumlah tersebut terdiri dari 73 orang penumpang Warga Negara Asing (WNA) dan 2 WNI serta 5 Anak Buah Kapal (ABK). Puluhan WNA penumpang kapal tersebut berasal dari berbagai negara seperti China, Italia, Prancis, Australia, Singapore, Srilanka, Rusia, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Inggris.
Kepala KSOP II Benoa, Aprianus Hangki menjelaskan saat itu cuaca pelayaran masih aman dan nahkoda juga sudah mengetahui kondisi cuaca namun tiba-tiba saat hendak bersandar dihantam ombak.
“Gelombang 4 meter. Pada saat pelayaran juga masih aman, masalahnya ketika akan memasuki alur perlayaran Sanur dihantam ombak dari belakang mungkin lebih tinggi sehingga langsung terbalik, lalu dibawa ke pinggir Pantai,” ungkap Hangki.
“Itu jaraknya sekitar 50 meter-100 meter dari alur tepatnya di bui merah dan bui hijau alur masuk pelabuhan sanur, sudah sesuai alur, jadi itu faktor cuaca tiba-tiba pada saat pasang ombak meninggi sudah dekat sama dermaga 100 meter dari sandar, bui hujau sama bui merah ombak itu tiba-tiba tidak diprediksi nahkoda,” jabarnya.
Ia memastikan bahwa kapal dalam kondisi laik jalan dan Anak Buah Kapal (ABK) sesuai prosedur dengan penumpang berisi 75 penumpang sesuai dengan kapasitas termasuk alat keselamatan seperti life jacket.