Makan Bergizi Gratis

Anggaran MBG Naik Jadi Rp335 T, Makan Habiskan Rp1,2T Per Hari, Siswa Buleleng dan Jembrana Nikmati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROGRAM MBG – Para Siswa SD Negeri 5 Sukasada, Kabupaten Buleleng saat menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari pertama, Selasa (19/8).

Mereka dibagi pada beberapa bagian. Mulai dari persiapan bahan makanan yang dilakukan sore hingga malam hari, selanjutnya proses memasak dilakukan pada dini hari, yakni sekitar pukul 01.00 wita, proses penyajian makanan sekitar pukul 03.00 wita, hingga distribusi mulai pukul 06.00 wita. 

“Pendistribusian dibagi menjadi dua shift. Shift pertama yakni pagi hari mulai jam 07.00 wita. Sedangkan shift kedua jam 13.00 wita. Pembagian ini karena ada sekolah yang dua shift,” jelasnya Selasa (19/8). 

Harga per porsi yang disajikan berbeda tiap tingkatan. Misalnya untuk siswa TK, siswa kelas I, II dan III SD, total porsinya senilai Rp13 ribu. Meliputi Rp8 ribu harga bahan pokok mentah dan Rp5 ribu biaya operasional. 

Sedangkan siswa kelas IV, V, VI, SMP, SMA, dan SMK, total per porsinya senilai Rp15 ribu. Meliputi Rp10 ribu harga bahan pokok mentah dan Rp5 ribu biaya operasional. "Untuk pemenuhan bahan pokok kami bekerjasama dengan UD yang ada di Desa Sukasada," imbuhnya. 

Pada hari pertama pelaksanaan MBG, menu yang disiapkan berupa nasi, ayam kecap, tumis buncis dan wortel, tempe orek, serta terdapat buah melon. Alasan tidak adanya susu, kata Pingki, karena menu tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam juknis. 

“Menu makanan yang disajikan tiap hari akan diganti. Selain itu kami juga akan melakukan survey ke anak-anak untuk mengetahui menu apa yang disukai dan tidak disukai, berdasarkan sisa makanan pada ompreng,” ujarnya. 

Pingki mengatakan, untuk mengantisipasi peristiwa keracunan seperti di beberapa daerah, pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan ahli gizi untuk lebih selektif memilih bahan-bahan makanan. “Selain itu juga mengecek secara langsung proses memasak, untuk memastikan tingkat kematangan,” tegasnya. 

Pingki menjelaskan sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) sekolah yang menjadi sasaran idealnya berjarak 3 kilometer atau maksimal 30 menit dari dapur sehat. Diungkapkan pula, kapasitas minimum penerima manfaat sebanyak 3.500 orang. 

Karena baru tahap awal, usulan anggaran yang disetujui oleh Badan Gizi Nasional (BGN) sebanyak 3000 porsi. Hal ini sekaligus menjawab alasan mengapa SMP 4 Singaraja tidak mendapat MBG, padahal masuk dalam radius 3 kilometer. 

“Di sekolah itu ada 1200an siswa. Kalau itu semua dimasukkan, maka jumlah penerima manfaat di angka 3700 orang. Sedangkan yang di-ACC oleh BGN, hanya di angka 3000. Sehingga dari pemetaan yang dilakukan, kami hanya bisa mengakomodir 16 sekolah dengan angka penerima manfaat 2604 orang,” kata pria 27 tahun itu. 

Dikatakan pula, pelaksanaan MBG dilaksanakan selama 10 hari. Pingki menjelaskan hal ini sesuai dengan pengajuan proposal anggaran ke BGN yang dilakukan secara bertahap, yakni tiap 10 hari. 

“Pengajuan proposal anggaran dilakukan tiap 10 hari. Jadi tidak sekaligus selama sebulan. Selain di Sukasada, pada hari ini juga dilakukan tahap pertama MBG di Desa Temukus, Kecamatan Banjar dan Kecamatan Busungbiu,” tandasnya. 

Sementara itu, Kapolres Jembrana, AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati menyebutkan, setiap penerima manfaat atau setiap siswa mendapatkan satu porsi lengkap yang telah dihitung oleh ahli gizi. Mulai dari pemenuhan karbohidrat, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah, serta susu sesuai jadwal. 

“Dengan makanan bergizi yang diberikan secara gratis ini, kami berharap anak-anak semakin sehat, bersemangat dalam belajar, serta menjadi generasi unggul penerus bangsa,” harapnya. 

AKBP Kadek Citra juga mengingatkan agar siswa penerima manfaat MBG ini selalu mengutamakan kebersihan. Mulai dari mencuci tangan sebelum makan, membawa sendok pribadi serta lainnya. (mer/mpa)

MAKAN BERGIZI NASIONAL 

MPG program prioritas nasional di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
Anggaran (2025) Rp 71 triliun
Anggaran (2026) Rp 335 triliun
-    Rp 25 triliun per bulan (12 bulan penuh)
-    Pengadaan bahan pangan bergizi
-    Distribusi makanan ke sekolah dan posyandu
-    Pembayaran tenaga kerja lokal
-    Monitoring dan evaluasi program
Penerima manfaat: 82,9 juta

Berita Terkini