TRIBUN-BALI.COM - Kabupaten Badung sampai saat sering kali mendapat sampah kiriman yang menepi di kawasan pesisir Pantai di Badung. Sampah itu sering dibersihkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung.
Pihak swasta yakni FINNS Bali bersinegi dalam pembersihan sampah di pantai. FINNS Bali membuktikan komitmen itu melalui pengolahan sampah secara mandiri, memberdayakan masyarakat, hingga merawat ekosistem pantai.
Dalam setahun terakhir, FINNS Bali bisa menekan jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Awalnya membuang sampah mencapai 80 persen menjadi hanya 20%.
Target berikutnya lebih ambisius, pada 2026, hanya 5% sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Mengingat kini semua sampah sudah diolah secara mandiri.
FINNS Bali juga membantu pembersihan pantai dengan meluncurkan robot pembersih pantai yang dinamai Bebot.
Baca juga: RUSAK Parah Jalan ke Air Terjun Sekumpul, Gelontorkan Rp2,7 M, Perbaikan Jalan Tuntas Selama 120Hari
Baca juga: KALAU Bisa PBB P2 Nol Saja! Warga Badung Bisa Ajukan Permohonan
Peluncuran penggunaan Bebot itu dihadiri langsung Wakil Bupati (Wabup) Badung, Bagus Alit Sucipta di Pantai Berawa pada Selasa (19/8).
Menariknya dalam pembersihan kawasan pesisir Bebot itu bisa membersihkan sampah-sampah kecil sepeeti putung rokok yang ada di pesisir pantai.
“Ini perjalanan panjang, tetapi hasilnya nyata. Sejak awal berdiri, kami sadar bahwa CSR saja tidak cukup. Bali butuh komitmen ESG yang lebih serius,” ujar Direktur FINNS Bali, Wayan Asrama di sela peluncuran robot pembersih pantai bertenaga listrik itu.
Diakui meski berhasil membersihkan pantai dari sampah, namun FINNS Bali juga mengolah semua sampahnya secara mandiri.
Bahkan untuk menopang program itu, FINNS membangun fasilitas pemilahan sampah seluas 200 meter persegi dengan kapasitas 5 ton sampah per hari. “Sejauh ini, lebih dari 1 juta kilogram sampah berhasil dialihkan dari TPA, setara dengan berat 200 ekor gajah,” bebernya.
Saat ini, katanya FINNS juga memperkenalkan BeBot atau robot listrik yang akan menyisir Pantai Berawa. Mesin mungil ini bisa mengangkat puntung rokok, plastik, hingga pecahan botol yang biasanya tersembunyi di bawah pasir.
“Hasil sampahnya juga kami olah. Selain pantai Berawa kali juga bersihkan Pantai Perancak, dengan waktu kurang lebih 2,5 jam sekali operasi,” ucapnya.
Sementara itu, Wabup Badung, Bagus Alit Sucipta bersama Duta Sampah Kabupaten Badung, Ny. Rasniati Adi Arnawa yang meninjau langsung fasilitas “Finns Crycle” menyebutkan langkah ini patut dicontoh. Bahkan jika berhasil membersihkan pantai, pihaknya mungkin bisa meniru dengan alat yang lebih besar.
“Sampah yang berakhir di TPA tinggal 15%. Ini luar biasa. Apalagi BeBot bisa menyedot sampah kecil yang terkubur di pasir. Teknologi ini bisa jadi acuan kami ke depan,” ujarnya.
Sementara Manager ESG FINNS Bali, Manaf menegaskan, bahwa semua proses pengolahan sampah di FINNS dilakukan terstruktur. Diakui sampah yang dihasilkan bisa dijual lagi, namun untuk sampah basah diberikan warga untuk makan ternak.
“Sampah organik dan anorganik dipisah dari awal. Plastik, kaleng, kardus, kertas semua dipilah lagi untuk didaur ulang. Lalu BeBot membantu di pesisir pantai. Tapi tetap, kolaborasi manusia dan teknologi yang membuatnya efektif,” ujarnya.
Diakui sampah non organik sebagian besar bisa dijual lagi, namun untuk organik sementara dikerjasamakan dengan pembuatan kompos. Pihaknya mengaku dalam pengolahan sampah bihaknya juga bekerjasama dengan komonitas-komonitas yang ada.
Dengan sederet capaian itu, FINNS Bali ingin membuktikan bisnis, budaya dan alam bisa tumbuh bersama. Harapannya, kehadiran wisatawan di Bali semakin memperkuat misi keberlanjutan ini.
Sementara itu di ranah sosial, FINNS berkolaborasi dengan "Stella’s Child" untuk melatih lebih dari 250 anak muda kurang mampu di bidang kewirausahaan dan perhotelan.
Bersama “SoleFamily”, mereka menyalurkan ribuan paket makanan selama hampir satu dekade. Ada juga “Kids’ Fun Days” yang memberi ruang ceria untuk 400 anak berkebutuhan khusus di Bali.
Di sektor lingkungan, lebih dari 800 mangrove dan 750 terumbu karang telah ditanam demi menjaga garis pantai dan habitat laut. Donasi tamu FINNS pun terkumpul hampir Rp720 juta, disalurkan untuk mendukung NGO dan komunitas lokal.
“Tak ketinggalan, layanan transportasi publik gratis “FINNS Loop” hasil kerja sama dengan Grab telah mengangkut lebih dari 20 ribu penumpang, jumlah setara dengan populasi sebuah kota kecil,” ujar Asrama.
Diakui dengan tenaga kerja lokal sebanyak 2.038 orang, FINNS bukan hanya menjadi destinasi hiburan, tetapi juga tumpuan hidup ribuan keluarga. “Artinya, lebih dari 2.000 keluarga bisa hidup layak sekaligus berkontribusi pada komunitas mereka,” tandasnya. (gus)