Disinggung mengenai pengoplosan di tengah kelangkaan gas, Endo mengaku hal tersebut bukan kewenangan Pertamina.
“Kalau masalah pengoplosan kebetulan bukan wilayah kami. Jadi kami hanya memperkuat sisi di pangkalan saja dan memastikan pengawasan."
"Untuk kerja sama, jadi untuk kepolisian kita sebenarnya sudah ada MOU dengan pusat langsung dari Kapolri dengan Direktur Pertamina Patra Niaga pasti sudah bekerjasama."
"Jadi dari kami juga sebenarnya tinggal melanjutkan saja seperti itu,” terangnya.
Distribusi ke pangkalan dikatakannya masih lancar kendati alami kelangkaan. Ia mengaku telah rutin melakukan sidak bersama dengan Disperindag Provinsi dan pemerintah daerah terkait lainnya.
Bahkan sidak bersama tersebut dilakukan sebulan dua kali.
Kuota gas LPG 3 kilogram di tahun 2025 sebanyak 231.192 metrik ton dan sudah terealisasi sampai Juli Tahun 2025 sebanyak 138.842 metrik ton.
Untuk kuota akhir Tahun 2024 dari pemerintah memberikan sebanyak238.223 metrik ton dengan jumlah pangkalan di Bali sebanyak 4.792.
Atensi kelangkaan, Pertamina mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi dalam hal ini melalui Disperindag Provinsi untuk membuat Satgas atau Forum komunikasi bersama tentang LPG di Bali sampai dengan tingkat desa.
Dengan adanya forum komunikasi tersebut apabila ada keluhan tentang kelangkaan LPG atau apapun di luar LPG dapat langsung terinfo ke Pertamina, pemerintah daerah dan dengan cepat untuk di follow up.
“Jadi tidak sampai terjadi keriuhan di masyarakat karena kalau misalnya mereka melakukan pelaporan sampai ke sosmed, ditakutkan nanti adanya panic buying dari masyarakat lain."
"Dengan adanya panic buying tersebut, yang seharusnya masyarakat itu butuhnya satu tapi dia karena panic buying langsung beli dua atau tiga, otomatis kan mempercepat habisnya stok di lapangan."
"Imbauan kami, satu, masyarakat jangan panik, dua, beli LPG 3 kg langsung di pangkalan resmi,” tutupnya. (*)
Berita lainnya di LPG Langka