LPG 3 Kg Langka di Bali

LPG 3 Kg Masih Langka di Denpasar! Tahun Depan Beli LPG 3Kg Wajib Pakai NIK

Sebelumnya dalam catatan Kontan, perubahan skema penerima subsidi LPG 3 kg dilakukan agar lebih tepat sasaran. 

TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
PASAR MURAH -  Sejumlah warga mengantre beli LPG 3 kg pada saat pasar murah di Desa Tegal Harum Denpasar, Selasa (26/8). 

TRIBUN-BALI.COM - Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau elpiji 3 kilogram (kg) masih langka di Kota Denpasar

Hal ini berdampak pada pengeluaran keuangan warga. Di mana warga harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli makan karena tak bisa memasak di rumah.

Hal itu dialami seorang warga asal Tegal Arum Denpasar, Ni Wayan Suparmi. Dikarenakan kesulitan mendapat gas LPG 3 kg, ia hanya bisa memasak nasi dengan rice cooker. Sementara untuk lauk dirinya membeli di luar. Apalagi dengan anggota keluarga berjumlah enam orang.

Baca juga: IHSG Ditutup Melemah, Saham Big Bank Bervariasi

Baca juga: Tingkat Bunga Penjaminan Jadi 3,75 Persen, LPS Kembali Turunkan Tingkat Bunga Penjaminan

“Biasanya kalau masak lauk di rumah jatuhnya lebih murah. Karena tidak ada gas kan tidak bisa masak lauk,” paparnya, Selasa (26/8) saat membeli gas LPG 3 kg pada pasar murah yang digelar Desa Tegal Harum.

Dirinya menuturkan, sudah dua hari ia tak bisa membeli gas karena sudah habis. Ia biasanya membeli di Kopdes Tegal Harum, namun harus dengan sistem siapa cepat dia dapat. Pasalnya di Kopdes ini menurutnya hanya mendapat jatah 25 tabung saja per hari. 

“Biasanya saya pakai tabung LPG 3 kg dipakai masak sehari-hari hanya 5 hari dengan jumlah kepala di rumah ada 6 orang. Sejak 2 hari lalu sudah habis sehingga buat masak lauk pauk terpaksa beli di luar kecuali masak nasi,” paparnya.

Kondisi ini pun dinilai cukup memberatkan sebab harus mengeluarkan uang ekstra lebih. Tak hanya itu, dirinya juga sempat sampai beli gas di kampung halamannya di Marga Tabanan.

“Sambil pulang kampung, saya bawa tabung gas. Dapat beli, harganya 25 ribu. Memang di sana tidak sesulit Denpasar untuk dapat gas,” imbuhnya.

Kasi Kesra Desa Tegal Harum, Putu Cintya Lestari mengatakan, pasar murah yang berlangsung di Tegal Harum merupakan hasil koordinasi perbekel dengan Dinas Perdagangan Kota Denpasar.

“Syaratnya bawa KTP. Yang beli tidak hanya dari Desa Tegal Harum, tapi ada juga dari luar. Intinya ber-KTP Indonesia," paparnya.

Pada pasar murah kali ini, disiapkan sebanyak 100 tabung gas LPG 3 kg.  Terkait kelangkaan, pihaknya mengatakan sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir ini.

Padahal di Desa Tegal Harum ada beberapa pangkalan. “Akhirnya berkat dari komunikasi Pak Perbekel jadi ada kegiatan pasar murah ini,” paparnya. 

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memastikan bahwa skema pembelian Liqufied Petroleum Gas (LPG) 3 kg atau gas melon mulai tahun depan harus menggunakan nomor induk kependudukan (NIK). 

“Tahun depan iya (beli LPG 3 kg pakai NIK). Jadi ya, kalian jangan pakai LPG 3 Kg lah, desil 8,9,10, saya pikir mereka dengan kesadaran lah,” kata Bahlil di Istana Negara, seperti dilansir Kontan.co.id, Senin (25/8).

Lebih lanjut Bahlil mengatakan, teknis detail terkait syarat pembelian gas melon masih diatur, termasuk penggunaan KTP sebagai salah satu syaratnya. “Teknisnya lagi diatur,” tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved