Berita Bali
Lahir Prematur, Begini Kondisi Terkini Bayi Kembar Empat Dirawat di RSUD Bali Mandara
risiko infeksi tinggi karena bayi belum memiliki imunitas dan selama perawatan bayi harus terpasang banyak peralatan medis.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Keempat bayi kembar yang lahir di Rumah Sakit Bangli Medika Canti (RS BMC) pada Senin 25 Agustus 2025, dirujuk ke RS Bali Mandara karena harus mendapatkan perawatan intensif akibat berat bayi yang relatif rendah.
Ketika dikonfirmasi, Direktur RS Bali Mandara dr I Gusti Ngurah Putra Dharma Jaya mengatakan, bayi nomor empat, tiga dan dua dirujuk tanggal 25 Agustus 2025. Sedangkan bayi nomor satu dirujuk tanggal 26 Agustus 2025.
“Dirujuk ke RSUD Bali Mandara, karena semua bayi memerlukan perawatan NICU dengan alat bantu napas dan dirawat oleh konsultan atau fellowship NICU,” jelasnya, Rabu 27 Agustus 2025.
Lebih lanjutnya ia mengatakan bayi lahir prematur pada usia kehamilan 31-32 minggu, di mana bayi cukup bulan umumnya lahir pada usia kehamilan di atas 37 minggu.
Baca juga: Kisah Ibu Bayi Kembar Empat di Bangli Bali, Tidak Direncanakan, BB Naik 10 Kg dan Perut Terasa Berat
Kondisi keempat bayi tersebut masih membutuhkan perawatan lebih lanjut. Sementara ibu bayi tidak dirawat di RSUD Bali Mandara.
Karena keempat bayi lahir dengan prematuritas dan berat badan extreme memiliki risiko tinggi, semua organ belum siap untuk lahir.
Selain itu, risiko infeksi tinggi karena bayi belum memiliki imunitas dan selama perawatan bayi harus terpasang banyak peralatan medis.
“Risiko henti nafas dan henti jantung oleh karena usia kehamilan masih di bawah usia 34 minggu, kondisi bayi seperti ini tidak bisa diprediksi, kemungkinan perburukkan hingga kematian bisa saja terjadi,” paparnya.
Jika bayi belum stabil, maka perawatan akan panjang, sampai bayi bisa dinyatakan pulang oleh DPJP.
Biasanya bayi harus naik BB di atas 1.500 gram, dan kesiapan keluarga dalam melakukan perawatan bayi prematur.
Beberapa pasien pulang dengan selang minum karena bayi belum mampu minum secara mandiri
“Pemantauan tumbuh kembang ke depannya juga akan menjadi tantangan bayi orang tua dan DPJP,” tutupnya.
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.