Makan Bergizi Gratis
Diterpa Keracunan Massal, Bisakah Program MBG Lanjut di Bali? Ini Pandangan Akademisi
Selain keracunan massal di daerah lain, Program makan bergizi gratis (MBG), khususnya di Bali belum memenuhi target.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Oke lah mungkin keuntungannya tidak banyak ini bagian dari CSR-nya mereka. Hal-hal seperti itu yang tidak pernah dipublikasikan, sudahkah pernah dikumpulkan perusahaan-perusahaan catering ini?
Tidak pernah ada keterbukaan itu kepada masyarakat.
Sementara jika polanya diubah pemerintah memberikan uang ke orang tua siswa untuk bekal makan anak sendiri untuk cegah keracunan dianggap tak efektif.
Terlebih MBG ini diberikan untuk siswa PAUD sampai SMA/SMK.
Namun dengan jam yang berbeda, ada klasternya.
Misalnya anak TK, PAUD sampai kelas 4 SD mendapatkan MBG untuk sarapan pagi kemudian anak kelas 4 SD ke atas itu mendapatkan MBG untuk makan siang.
Jadi pola ini kalau diubah berarti harus merubah dan ada pelanggaran aturan.
“Kan itu jadinya ya ada perubahan, pelanggaran aturan yang dibuat oleh pemerintah sendiri yang awalnya masih tidak berbentuk tunai tapi berbentuk makanan. Saya kira kalau mengalihkan ke bentuk tunai itu juga sangat beresiko. Nanti jatuhnya nggak beli makanan sehat anak-anak itu,” katanya.
Selama ini belum ada keterbukaan untuk pendaftaran SPPG secara terbuka, klasifikasinya seperti apa. Dan juga pengaktifan organisasi-organisasi terkait.
Keterbukaan pemerintah, siapa yang mengadakan MBG ini. Bahkan sebenarnya bukan cuma PAUD sampai SMA, sasaran penerima nantinya juga ibu hamil dan menyusui yang jadwalnya hanya 2 kali seminggu.
Ke depan, MBG harus ada target yang dikejar. Jadi yang pertama targetnya secara simultan dalam sebulan ini berapa yang terjarak.
Sehingga berapa yang terimbas itu terdata juga dengan baik. Kemudian mana kelompok sasaran yang akan menjadi urgensi.
Mungkin sekolah-sekolah yang agak di pinggir, tidak juga harus yang di kota. Karena di kota mengakses makanan bergizi, makanan sehat itu lebih mudah daripada yang ada di pinggiran kota.
“Seperti itu, daripada yang ada mungkin yang di pegunungan sekali. Atau mungkin khususnya yang di dekat laut."
"Sehingga mereka mengakses sayurnya sulit. Yang seperti itu diutamakan. Ini mapping memang tidak bisa di, yang ini nih, pilih yang ini, pilih yang ini."
"Harusnya jangan begitu kan. Pola itu juga yang penting karena transparansi,” tutupnya. (*)
Berita lainnya di Makan Bergizi Gratis
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.