Makan Bergizi Gratis

Cerita Siswa SD di Bali Dapat MBG, Menu Berisikan Burger dan Pernah Ada Ulat di Sayur 

Program makan bergizi gratis (MBG) sudah berlangsung di Bali sejak dimulai secara nasional pada 6 Januari 2025.

TRIBUN BALI/ MUHAMMAD FREDEY MERCURY
Ilustrasi MBG – Para Siswa SD Negeri 5 Sukasada, Kabupaten Buleleng saat menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Program makan bergizi gratis (MBG) sudah berlangsung di Bali sejak dimulai secara nasional pada 6 Januari 2025.

Setelah dimulai secara nasional, implementasi MBG dilakukan di Pulau Dewata secara bertahap di kabupaten/kota. 

Salah satu siswa Sekolah Dasar (SD) di Kota Denpasar yang mendapatkan makan bergizi gratis (MBG) yakni Una (10) menceritakan bagaimana sehari-hari ia mengonsumsi menu MBG.

Baca juga: Antisipasi Keracunan MBG, Ini Langkah Disdikpora Denpasar Bali

Siswa kelas 4 SD tersebut mengatakan mendapatkan MBG mulai dari Hari Senin sampai Jumat dengan lauk-pauk, sayur dan buah-buahan. 

“Paling sering dapat ayam goreng tepung, buahnya kadang pisang, anggur, melon, pepaya, klengkeng, semangka. Buahnya paling sering semangka, lumayan ukurannya 5cm. Paling suka kalau buahnya klengkeng,” kata Una pada, Selasa 7 Oktober 2025. 

Selain ayam goreng, juga tersedia menu ikan dori goreng tepung. Tak hanya nasi putih, terkadang dalam menu MBG juga terdapat nasi kuning.

Sayurnya juga beragam mulai dari kangkung, salad dan sop.

Baca juga: Dewan Bangli Harap MBG Segera Merata, Baru Sasar 3 Kecamatan 

Una mengaku pernah mendapatkan burger sekali di menu MBG.

Sehari sebelum pembelajaran daring, siswa-siswi juga dibagikan makanan kering seperti susu sapi dalam kemasan, cracker dan buah jeruk.

Nantinya makanan kering ini akan dikonsumsi selama siswa belajar daring di rumah. 

Disinggung mengenai kasus keracunan MBG yang marak terjadi di luar Bali, Una mengatakan belum ada kasus serupa di sekolahnya.

Namun, pernah ditemukan ulat di sayur pada salah satu menu MBG temannya. 

Baca juga: Dewan Bangli Harap MBG Segera Merata, Baru Sasar 3 Kecamatan 

“Di sekolah Una belum pernah, tapi pernah di sayurnya teman Una ada belatungnya. Una suruh jangan dimakan, terus bilang ke bu guru dan diganti dengan MBG yang baru. Kadang ada teman tidak mau MBG karena sudah makan bekal dari rumah,” paparnya. 

Para guru atau tenaga pengajar di sekolah Una juga tidak pernah membahas kasus keracunan MBG yang terjadi di luar Bali.

Hanya, Una bercerita dengan sesama temannya usai melihat berita ngerinya kasus keracunan MBG di luar Bali dengan menu ikan hiu.

Namun Una mengaku tak merasa takut untuk mengonsumsi MBG lagi di sekolah. 

“Lebih enak bekalnya bubu (ibu), kalau tidak makan (MBG) ya dikembalikan. MBG yang tidak dimakan kalau masih utuh biasanya dikasih ke Ibu atau Pak Guru. Kalau MBG nya enak tak makan kalau tidak tak biarin saja,” tutupnya. (*)

 

Berita lainnya di Makan Bergizi Gratis

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved