Berita Bali
Peringati World Movement Day, RSUP Prof Ngoerah Bali Edukasi Penyakit Gangguan Gerak di Mall
Let’s Move Together with Ngoerah di Bali, pentingnya gaya hidup aktif untuk menjaga kekuatan tulang dan mencegah osteoporosis.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — RSUP Prof Ngoerah peringati World Movement Day dengan tema “Let’s Move Together with Ngoerah” di Level 21 Mall, Denpasar, Bali, Jumat 7 November 2025.
Acara ini diisi senam bersama lansia hingga donor darah.
Melalui kegiatan ini, tim medis RSUP Prof Ngoerah mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan tulang dan saraf, khususnya dalam upaya mencegah osteoporosis yang kerap menyerang kelompok lanjut usia.
Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Dokter Spesialis Neurologi RSUP Prof Ngoerah, dr. Sri Yenny Trisnawati GS, M.Biomed, Sp.N, Subsp. NGD(K), mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye tahunan memperingati Hari Gangguan Gerak Sedunia yang jatuh setiap bulan November.
Baca juga: Peringati Hari Jadi Humas Polri, Kegiatan Donor Darah di Jembrana Bali, 29 Kantong Darah Terkumpul
“Kenapa dilakukan di mall? Karena memang gangguan gerak itu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat awam. Kelihatannya biasa saja, padahal gangguan gerak bisa menjadi gejala penyakit serius,” kata dr. Yenny.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut melibatkan komunitas pensiunan RSUP Prof Ngoerah serta komunitas osteoporosis dengan peserta sekitar 50 orang.
Selain memberikan edukasi, acara ini juga diharapkan mampu menarik perhatian pengunjung mall agar lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan tulang dan sistem saraf.
“Harapannya pengunjung mall juga bisa terpapar sedikit informasi tentang gangguan gerak maupun osteoporosis,” tambahnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Neurologi RSUP Prof Ngoerah, Prof. Dr. dr. D. P. G. Purwa Samatra, Sp.N, Subsp. NGD(K), menjelaskan bahwa gangguan gerak umumnya disebabkan oleh kelainan pada otak dan saraf.
“Gangguan gerak itu akibat kelainan di otak, saraf. Terjadi gerak-gerak yang tidak bisa dikontrol seperti tremor, kedutan, atau gerakan berulang. Peringatan hari gangguan gerak dunia ini penting untuk menyadarkan bahwa gangguan tersebut nyata dan bisa dialami siapa saja, terutama orang tua,” jelasnya.
Dalam kegiatan yang sama, Dokter Spesialis Orthopedi RSUP Prof Ngoerah, Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp.B., Sp.OT(K), menyoroti pentingnya gaya hidup aktif untuk menjaga kekuatan tulang dan mencegah osteoporosis.
“Osteoporosis itu bisa disebabkan oleh banyak hal. Yang paling sering adalah primary osteoporosis yang dialami wanita pasca-menopause akibat penurunan hormon estrogen. Akibatnya, tulang jadi rapuh dan mudah patah meskipun hanya jatuh ringan,” jelasnya.
Ia menegaskan, gaya hidup modern justru memperburuk risiko osteoporosis karena minimnya paparan sinar matahari dan kurangnya aktivitas fisik.
“Sekarang orang enggak mau kena matahari, semua di ruang ber-AC. Padahal sinar matahari penting untuk metabolisme vitamin D. Bergerak juga merangsang tulang jadi kuat bersama ototnya. Jadi, usahakan untuk terus bergerak dan kembali ke gaya hidup alami,” ujarnya.
Suyasa juga menekankan pentingnya kebiasaan sederhana seperti berjalan kaki.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.