Gelombang Tinggi di Bali

WASPADA Gelombang Tinggi, Balawista Siaga, Simak Penjelasan BMKG Berikut Ini 

Danton Balawista Gianyar, I Wayan Join Hermanto, Jumat (21/11) mengatakan, untuk kondisi ombak saat ini relatif kecil.

TRIBUN-BALI.COM - Sementara itu, gelombang pantai di Kabupaten Gianyar sering tidak bersahabat. Di mana ombak yang biasanya tenang, sewaktu-waktu bisa tinggi. Karena hal tersebut, Balawista Gianyar siaga penuh dalam menjaga keamanan pantai.

Danton Balawista Gianyar, I Wayan Join Hermanto, Jumat (21/11) mengatakan, untuk kondisi ombak saat ini relatif kecil. Namun demikian, pihaknya selalu siaga mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

“Saat ini ombak kecil, namun tetap kami imbau agar masyarakat tetap waspada saat bermain ombak atau mandi. Sebab ombak sepanjang pantai di Gianyar tidak bisa diprediksi. Kadang tenang, dan tiba-tiba besar, membahayakan keselamatan,” ujarnya.

Baca juga: HILANG Tanpa Jejak, Wayan Dana Diduga Jatuh dari Jukung di Sekitar Pantai Karang Sanur, Masih Dicari

Baca juga: BURUH Proyek Saling Bacok di Tabanan, Pengaruh Miras Tewaskan 1 Orang, Ini Sebab Musababnya!

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba mengatakan, Balawista Gianyar ini ditugaskan di sejumlah pantai yang ramai pengunjung. Seperti di Pantai Lebih, Pantai Masceti, Pantai Saba, dab Pantai Purnama.

“Pantai saat ini dijaga penuh oleh Balawista. Ada 4 pos, yakni di pos pantai lebih, ⁠pos pantai masceti, ⁠pos pantai saba, dan pos pantai Purnama. Masing-masing pos ada lima personel. Dengan jumlah Balawista 20 orang, semoga aman dan damai selalu,” ujarnya. (zae/ian/weg)

BMKG Sebut Potensi Gelombang Tinggi 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 21 - 24 November 2025.

BMKG menyebutkan, siklon Tropis FINA yang berada di Laut Arafura, di selatan Pulau Tanimbar, menyebabkan angin bertiup lebih kencang dan gelombang laut menjadi lebih tinggi. Peningkatan gelombang juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan seperti di perairan Bali.

Di wilayah Indonesia bagian utara, angin umumnya bergerak dari barat laut ke timur laut dengan kecepatan sekitar 4–20 knot. Di wilayah selatan, angin bertiup dari tengara ke barat daya dengan kecepatan sekitar 6–35 knot. Kecepatan angin paling tinggi terpantau di Laut Arafura bagian barat. Kondisi cuaca tersebut memicu peningkatan tinggi gelombang antara 1,25 hingga 2,5 meter. 

Gelombang setinggi ini berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan, antara lain Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Bengkulu, dan Samudra Hindia barat Lampung. 

Peningkatan gelombang juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. Selain itu, gelombang tinggi dapat muncul di Selat Karimata bagian utara, Laut Jawa bagian barat, tengah, dan timur, serta Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Maluku. 

Seperti dilansir Kompas.com, wilayah lainnya yang berpeluang mengalami gelombang serupa adalah Samudra Pasifik utara Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Laut Arafura bagian tengah. Sementara itu, gelombang sangat tinggi, sekitar 2,5 hingga 4 meter, berpotensi terjadi di Laut Natuna bagian utara dan Laut Arafura bagian barat. 

Potensi gelombang tinggi di berbagai wilayah tersebut dapat membahayakan keselamatan pelayaran. Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama para nelayan dan pengguna kapal kecil. Perahu nelayan berisiko terdampak jika kecepatan angin melebihi 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter. 

Kapal tongkang berisiko pada kecepatan angin di atas 16 knot dan gelombang lebih dari 1,5 meter. Sedangkan, kapal ferry berisiko jika kecepatan angin melebihi 21 knot dan tinggi gelombang lebih dari 2,5 meter. BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di wilayah pesisir yang berpotensi mengalami gelombang tinggi agar tetap waspada. (ali)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved