Nataru di Bali

PUNCAK Arus Penyeberangan Nataru Prediksi 27-29 Desember, ASDP Perkuat Layanan Jalur Penyeberangan!

Karena itu, ASDP menyiapkan rangkaian layanan berlapis agar masyarakat dapat melintasi Jawa–Bali–Lombok dengan lancar, aman, dan selamat.

TRIBUN BALI/KAMBALI
PENYEBERANGAN – Kapal Mesin Penumpang (KMP) melakukan penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-BALI.COM - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, jalur penyeberangan Jawa–Bali–Lombok kembali menjadi nadi utama mobilitas masyarakat. 

Pihak PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memprediksi puncak arus penyeberangan pada Nataru diperkirakan pada 20-22 serta 27-29 Desember 2025. Sedangkan puncak arus balik pada 3 hingga 5 Januari 2026.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan seluruh layanan di lintasan strategis tersebut berjalan tertib, andal, dan selaras dengan kebijakan regulator, khususnya KSOP dan BPTD di masing-masing wilayah.

Direktur Utama ASDP, Heru Widodo menyampaikan, penyeberangan pada periode Nataru memiliki makna lebih dari sekadar perjalanan fisik, namun ruang untuk kembali berkumpul, merayakan kebersamaan, dan membangun cerita baru.

Karena itu, ASDP menyiapkan rangkaian layanan berlapis agar masyarakat dapat melintasi Jawa–Bali–Lombok dengan lancar, aman, dan selamat.

 

Baca juga: DISTAN Jamin Daging Babi Aman Dikonsumsi, BBPOM Denpasar Temukan 6 Produk Mengandung Formalin!

Baca juga: TEWAS Pelajar SMP Tenggelam di Danau Batur, Jasad Panji Ditemukan 8 Meter dari Pinggir Danau 

 

Di kawasan Timur, Pelabuhan Lembar menjadi gerbang vital menuju NTB dan Bali. Tingginya mobilitas tercermin dari jumlah penumpang dan kendaraan yang dilayani KMP Portlink II dan KMP Roditha hingga Oktober 2025, yaitu hampir 20 ribu penumpang dan lebih dari 35 ribu kendaraan. 

General Manager ASDP Cabang Lembar, Handoyo Priyanto, menjelaskan bahwa pengaturan jumlah kapal akan mengikuti tingkat kepadatan, didukung penerapan delaying system di area parkir PDS dan Terminal Segenter. 
Sementara itu di sisi barat, Pelabuhan Ketapang memperkuat pola operasi melalui konsolidasi nasional

Kementerian Perhubungan. ASDP bersama KSOP, BPTD, dan instansi terkait menyiapkan manajemen antrean, opsi penambahan trip kapal, rekayasa lalu lintas, serta pengalihan kendaraan besar maupun kecil ke jalur alternatif bila dibutuhkan.

Pola operasi adaptif diharapkan menjaga kelancaran perjalanan pada lintasan Ketapang–Gilimanuk sepanjang periode Nataru.

Corporate Secretary ASDP, Windy Andale, menegaskan bahwa kekuatan utama layanan Nataru tahun ini terletak pada digitalisasi Ferizy. Dengan pembelian tiket online sejak H-60, masyarakat tidak lagi perlu antre di pelabuhan.

Edukasi intensif dilakukan melalui berbagai kanal digital dan posko informasi di-delaying area agar pengguna jasa memahami tata cara pemesanan, validasi data diri, dan ketentuan waktu kedatangan.

Windy menambahkan ASDP berkomitmen menghadirkan layanan prima melalui digitalisasi Ferizy dengan berbagai kemudahan pelayanan bagi pengguna, termasuk penyederhanaan skema refund dan reschedule. 

Penalti refund yang sebelumnya terdiri dari dua potongan yaitu 25 persen biaya administrasi dan 50 persen harga tiket, kini hanya satu kali potongan sebesar 25 persen dari harga tiket.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved