Makan Bergizi Gratis
BARU 2 SPPG di Buleleng Distribusikan MBG untuk B3, Simak Penjelasan Rusdianto
Kata Rusdianto, MBG untuk kelompok B3 didistribusikan ke titik-titik yang sudah ditentukan dan disepakati oleh desa.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Penerima manfaat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya menyasar anak-anak sekolah. Sebab program ini juga menyasar balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, serta balita atau B3. Di Buleleng, pelaksanaan MBG untuk kelompok B3 sudah berjalan. Hanya saja pelaksanaannya belum optimal.
Informasi yang dihimpun Tribun Bali, dari 14 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 9 kecamatan di Buleleng, hingga kini baru dua SPPG yang telah merealisasikan MBG untuk kelompok B3.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana tugas (Plt) Koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) Buleleng, Rusdianto. Kata dia, dua SPPG yang telah merealisasikan yakni SPPG yang terletak di Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, serta SPPG di Desa/Kecamatan Busungbiu. “Penerimanya di dua SPPG ini masing-masing sebanyak 130 orang,” ucapnya, Jumat (17/10).
Baca juga: TEWAS Usai Tiba-tiba Ambruk di Pasar Galiran, Pengunjung Pasar Kaget Liat Petugas Kebersihan Jatuh!
Baca juga: TANGGAPAN Bupati Badung Terkait Penyewaan Lahan di Pantai Tanjung Benoa, Sing Ade Masuk Kantong!
Alasan masih minimnya MBG untuk kelompok B3 ini, karena SPPG masih proses adaptasi. Selain itu teknis pendistribusian MBG untuk kelompok B3 berbeda dengan pelaksanaan di sekolah.
Kata Rusdianto, MBG untuk kelompok B3 didistribusikan ke titik-titik yang sudah ditentukan dan disepakati oleh desa. Baik itu di balai banjar maupun Balai Desa. Yang mana pada tahap ini, radiusnya masih dua kilometer dari dapur SPPG.
“Kalau di sekolah kan petugas cukup mengantar ke titik sekolah saja, kalau B3 harus sesuai dengan titik yang telah disepakati. Karenanya beberapa SPPG masih konsentrasi kepada pemberian untuk anak sekolah,” ujarnya.
Perbedaan lainnya, pola distribusi MBG untuk kelompok B3 hanya dua kali dalam sepekan. Yakni pada hari Senin dan Kamis. Walau demikian bahan makannya untuk pemenuhan selama lima hari.
“Jadi hari Senin kami berikan makanan siap santap, serta bekal berupa paket kemasan untuk dua hari, yakni Selasa dan Rabu. Demikian pula pada hari Kamis, kami berikan makanan siap santap, dan satu bekal paket kemasan untuk hari Jumat. Paket kemasan ini berupa susu, roti, hingga kacang,” jelasnya.
Sedangkan untuk menu MBG, Rusdianto mengatakan ada perbedaan antara yang diberikan untuk balita dengan untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Untuk balita, pihak SPPG menyediakan menu khusus. Misalnya lebih lunak, serta penggunaan bumbu yang lebih minim.
“Kalau untuk ibu hamil dan ibu menyusui, menunya sama dengan yang diterima oleh anak sekolah,” ucapnya.
Kendati masih perlu adaptasi, ia menegaskan jika SPPG sudah siap agar segera melaksanakan distribusi MBG untuk kelompok B3. Sebab penerima manfaat MBG tidak hanya siswa sekolah, namun juga balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. (mer)
| SENANG Lihat Siswa Terima Ayam Kentucky, Bupati Bangli Tinjau Peluncuran Program MBG di Susut |
|
|---|
| Pakar Gizi Pastikan SPPG Polda Bali Terapkan Porsi MBG Tepat, Resiko Rendah Kontaminasi |
|
|---|
| HANYA 10 Persen Siswa Santap Makanan, Program MBG di Nusa Penida Perlu Dievaluasi |
|
|---|
| Sering Jadi Mubazir, Ketua Komisi IV DPRD Bali Suwirta Nilai MBG Harus Dievaluasi |
|
|---|
| 2 SPPG atau Dapur Sehat di Jembrana Stop Sementara, Penutupan Bukan Karena Makanan Tapi Administrasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/Rusdianto-svf.jpg)