Berita Denpasar

Pemkot Denpasar Akan Menata Kawasan 0 Km di 2026, Sentuh Jalan Gajah Mada hingga Hasanuddin

Pemkot Denpasar Akan Menata Kawasan 0 Km di 2026, Sentuh Jalan Gajah Mada hingga Hasanuddin

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
Tribun Bali/Putu Supartika
BANJIR - Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat memberikan keterangan terkait bantuan banjir yang akan dicairkan besok, Rabu 22 Oktober 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Kota Denpasar merencanakan di tahun 2026 sebagai pelaksanaan penataan besar-besaran di kawasan 0 kilometer Denpasar

Langkah ini menjadi kelanjutan setelah penataan kawasan Sanur rampung, serta menjadi respons atas kejadian banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.

Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menyampaikan bahwa revitalisasi kawasan pusat kota akan fokus pada peningkatan fasilitas publik seperti trotoar, pedestrian, taman kota, hingga sistem pencahayaan. 

Penataan direncanakan berlangsung di sejumlah ruas utama, yakni Jalan Hasanuddin, Thamrin, Gajah Mada, Sulawesi, dan Sumatera.

Baca juga: Bali Akan Miliki Desk Khusus Perizinan Investasi, Termasuk Platform OSS

Agus Arya Wibawa menyebutkan trotoar akan menggunakan material andesit seperti yang diterapkan di Sanur.

Sementara opsi penggunaan paving atau aspal masih dalam proses kajian lebih lanjut sesuai arahan Wali Kota. 

“Pasca banjir, ini menjadi momentum bagi Pemkot untuk memulai penataan menyeluruh kawasan 0 kilometer mulai 2026,” ujarnya.

Baca juga: TERTIBKAN Penanaman Modal Asing, Bali Akan Miliki Desk Khusus Perizinan Investasi

Pemkot menargetkan wajah kawasan pusat kota akan terlihat lebih tertata, nyaman, dan kondusif bagi aktivitas ekonomi.

Dalam waktu dekat, Wali Kota Denpasar dijadwalkan berdialog langsung dengan pemilik toko di Jalan Gajah Mada untuk memperkuat komunikasi serta mendorong transformasi bisnis di kawasan tersebut.


Melalui pertemuan ini, Pemkot ingin memastikan pergerakan ekonomi di Gajah Mada dapat kembali hidup. 


“Komunikasi langsung dengan para pemilik toko sangat penting agar transformasi bisnis berjalan optimal dan ekosistem ekonomi di Gajah Mada kembali dinamis,” kata Agus Arya Wibawa.


Di sisi lain, muncul usulan masyarakat agar Jalan Gajah Mada dijadikan area street food. 


Namun, usulan tersebut dinilai kurang memungkinkan karena status ruas jalan yang sangat vital. 


Sebagai alternatif, Pemkot tengah mengkaji rencana menjadikan Jalan Sulawesi sebagai pusat kuliner UMKM.


Jalan Sulawesi dinilai lebih ideal karena lalu lintasnya lebih lengang dan area lebih aman bagi aktivitas malam hari. 


“Jalan Sulawesi lebih potensial dijadikan kawasan kuliner UMKM sekaligus ruang baru untuk menggerakkan ekonomi malam,” jelasnya.


Dengan upaya ini, Pemkot Denpasar menargetkan kawasan 0 kilometer memiliki wajah baru yang lebih modern, aman, hidup, dan mampu mendukung produktivitas masyarakat serta para pelaku usaha. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved