Berita Gianyar

Pemborong Disebut Tak Dengar Saran Prajuru, Proyek Dana Desa Di Kutuh Sayan Bali Roboh, Warga Kecewa

Proyek tembok penyengker areal Pura Nagasari roboh, warga geram, banjar adat setempat ikut memberikan tambahan dana sebesar Rp 50 juta

|
Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Roboh: Kondisi tembok penyengker Pura Nagasari di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud, Gianyar, Bali yang roboh, Selasa 18 November 2025. Pemborong Disebut Tak Dengar Saran Prajuru, Proyek Dana Desa Di Kutuh Sayan Bali Roboh, Warga Kecewa 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Sebuah proyek tembok penyengker areal Pura Nagasari, di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, roboh. 

Hal itu membuat akses menuju beji lumpuh. 

Namun kegeraman warga bukan hanya karena material robohan itu menghalangi akses menuju pemandian suci.

Tetapi, mereka juga merasa kecewa lantaran saat proyek berlangsung, kontraktor tidak mengindahkan instruksi prajuru setempat dalam pemasangan fondasi. 

Baca juga: WARGA Geram Jalan Rusak Dibilang Sudah Diaspal, Tokoh Masyarakat Desa Bukti Datangi Kantor Bupati

Belum lagi, terkait anggaran, banjar adat setempat juga ikut memberikan tambahan dana sebesar Rp 50 juta yang bersumber dari kas banjar adat. 

"Anggaran proyek dari dana desa sebesar Rp 350 juta ditambah lagi kas banjar sebesar Rp 50 juta. Saat ini, selain anggaran terbuang sia-sia, akses menuju beji juga terganggu karena tumpukan material roboh cukup tinggi, tapi saat ini sudah mulai kita bersihkan," ujar Kelian Adat Banjar Kutuh, I Ketut Parsa, Selasa 18 November 2025. 

Parsa mengatakan, bahwa proyek dimulai pada Maret 2025, selesai pada awal Agustus, dan roboh di awal November 2025.. 

Di mana sebelum roboh, kawasan setempat memang sempat diguyur hujan. 

Namun demikian, Parsa menilai faktor utama penyebab roboh bukan cuaca, melainkan konstruksi yang tak sesuai standar. 

"Dasar tembok tidak diplester. Dari awal saya sudah ingatkan ke pemborong, tidak boleh fondasi tembok (hanya) ditumpuk pada senderan, tapi pihak pemborong kekeh bilang tidak apa-apa, akan di bikin cakar ayam, ternyata cakar ayam yang dibikin hanya di atas senderan bukan dari dasar tembok," ujarnya.

Dijelaskan pula, meskipun telah menyertakan anggaran tambahan sebesar Rp 50 juta,  pihaknya juga tidak menerima beres. Sebab ada berbagai bagian yang belum rampung, di mana dalam menyelesaikannya, pihaknya menurunkan krama adat untuk bergotong-royong. 

"Dalam penyelesaiannya dilakukan secara gotong-royong bersama krama. Terus terang kami sangat kecewa," tegasnya.

PJ Perbekel Sayan, Jero Mangku Ketut Gede Kesumawijaya belum memberikan konfirmasi terkait hal ini. 

Pertanyaan melalui pesan WhatsApp yang dikirim Tribun Bali belum direspon. (*)

Kumpulan Artikel Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved