Berita Jembrana

Pascabencana Banjir di Jembrana, BPBD Catat Kerugian Capai Rp44 M Lebih, Ini Sektor Paling Terdampak

Hal itu meliputi kerusakan rumah warga, infrastruktur dan kerugian material dampak banjir yang terjadi.

Istimewa
BENCANA BANJIR - Salah satu wilayah yang terkena banjir di wilayah Jembrana beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - BPBD Jembrana telah melakukan pendataan terhadap kerugian materiil yang ditimbulkan pascabencana banjir yang terjadi Rabu (10/9/2025).

Rekap sementara dari kerusakan yang terjadi adalah Rp 44 miliar lebih. 

Hal itu meliputi kerusakan rumah warga, infrastruktur dan kerugian material dampak banjir yang terjadi.

Baca juga: 6 Berita Bali Hari Ini, 1 Korban Banjir Ditemukan, Kerugian Material Capai Rp 44 Miliar di Jembrana

Menurut data yang berhasil diperoleh dari BPBD Jembrana, total estimasi kerugian hingga Minggu (14/9/2025) kemarin terbagi dalam beberapa sektor.

Mulai dari sektor permukiman dengan estimasi Rp2,2 miliar lebih, sektor infrastruktur dengan estimasi Rp35,8 miliar, kemudian sektor sosial sekitar Rp5 Juta.

Selanjutnya ada sektor ekonomi dengan estimasi kerugian sekitar Rp2,8 miliar lebih. 

Sementara itu, estimasi kerugian untuk lintas sektor diperkirakan mencapai Rp40,9 miliar lebih.

Kemudian ditambah estimasi kerugian peralatan rumah tangga korban terdampak banjir di Jembrana sekitar Rp3 miliar lebih. 

"Jadi total estimasi hingga kemarin itu sampai Rp44 miliar. Jumlah tersebut untuk semua sektor," sebut Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Senin (15/9). 

Baca juga: Banjir di Bali, BPBD Jembrana Catat Kerugian Material Capai Rp 44 Miliar Lebih

Dia melanjutkan, sesuai pendataan petugas di lapangan, khusus untuk perhitungan kerugian warga terdampak banjir seperti kehilangan peralatan dapur dan perbaikan alat elektronik ringan senilai Rp500 ribu per KK.

"Sesuai pendataan terbaru, ada ribuan KK yang terdampak banjir dengan estimasi kerugian Rp3 miliar lebih," jelasnya.

Artana menyebutkan, dari jumlah kerugian tersebut, sektor infrastruktur dan ekonomi yang mendominasi.

Yang mana, untuk kerusakan infrastruktur saja perhitungan sementara kerugian yang ditimbulkan senilai Rp35,8 miliar lebih.

"Selain pemukiman warga, infrastruktur dan ekonomi seperti pertanian dan peternakan warga yang paling terdampak," ungkapnya. 

Hingga saat ini, kata dia, pihaknya masih terus melakukan pendataan, pemberian bantuan serta penanganan korban dampak banjir yang terjadi Rabu 10 September 2025 lalu.

Ia berharap, cuaca tak semakin memburuk sehingga potensi bencana susulan tak terjadi lagi.

"Kami harap cuaca beberapa hari kedepan bersahabat sehingga potensi bencana menurun," harapnya. (mpa)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved