Berita Gianyar

BPBD Gianyar Berharap Hidupkan Kembali Budaya Gotong Royong Jaga Lingkungan

Seperti, pohon besar tua yang tak dirawat dengan cara pemangkasan, saluran air yang tersumbat sampah, yang menjadi penyebab banjir maupun longsor.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
istimewa
Bencana: Kondisi lingkungan di Kabupaten Gianyar, Bali saat diguyur hujan. BPBD Gianyar Bali Harap Masyarakat Hidupkan Budaya Gotong Royong Jaga Lingkungan 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Guyuran hujan selalu menimbulkan bencana tanah longsor, pohon tumbang, dan banjir di Kabupaten Gianyar.

Sebagian besar hal ini terjadi, akibat lingkungan yang tidak mendapatkan perhatian. 

Seperti, pohon besar tua yang tak dirawat dengan cara pemangkasan, saluran air yang tersumbat sampah, yang menjadi penyebab banjir maupun longsor.

Baca juga: 12 JPT di Jembrana Ikut Uji Kompetensi, Persiapan Menjelang Mutasi Eselon IIB 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta, Minggu (21/9) mengatakan, sebenarnya bencana yang terjadi setiap musim hujan bisa diantisipasi dengan cara menjaga lingkungan.

Dulu, kata dia, bencana-bencana seperti itu relatif minim, karena masyarakat masih memiliki jadwal gotong royong.

"Dulu setiap banjar ada kegiatan gotong royong hampir setiap bulan, mereka membersihkan saluran air yang tersumbat sampah, memangkas pohon besar, dan cara merawat lingkungan lainnya, sehingga saat diguyur hujan, masyarakat justru menikmati suara hujan, bukan panik seperti saat ini," ujar Dibya.

Selain masyarakat, kata dia, satuan pendidikan pada zaman dulu juga memiliki agenda gotong royong di areal sekolah.

Namun saat ini, para siswa hanya terlihat fokus berada di kelas. Padahal, gotong royong menjadi salah satu pelajaran kepekaan terhadap situasi lingkungan. 

"Kegiatan gotong royong menjaga lingkungan, saat ini hampir sulit ditemui masyarakat, khususnya di Kabupaten Gianyar. Hal tersebut kontras dengan julukan Indonesia sebagai negara gotong royong," ujar Dibya.

Baca juga: Manajemen MBG Angkat Bicara Soal Temuan Sungai di Dalam Mal, Sebut Bukan Sungai

Terkait, kata Dibya, gotong royong baru terlihat ketika sudah terjadi bencana.

Namun terkadang juga tetap tidak terlihat.

Saat ini, setiap terjadi bencana, masyarakat lebih banyak yang menunggu bantuan dari pemerintah, salah satunya BPBD.

Dimana seharusnya dampak bencana masih bisa ditanggulangi secara gotong royong

"Kerap ada pohon tumbang menutup jalan, kadang pohon itu tidak besar, tapi tetap menunggu penanganan petugas.

Baca juga: Empat Anak Punk Asal Pekalongan Diamankan Satpol PP Buleleng 

Kami harap gotong royong kembali digalakkan. Gotong royong jangan hanya saat terjadi bencana, tetapi yang paling utama adalah gotong royong untuk mengantisipasi bencana," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved