Berita Jembrana
Cegah Kekerasan hingga Bullying di Jembrana Bali, Pemerintah Gencar Sosialisasi, Catat 32 Kasus PPA
Menurut data yang berhasil diperoleh, total kasus PPA yang tercatat hingga Oktober 2025 ini sebanyak 32 kasus.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pemkab Jembrana bersama instansi terkait berupaya keras meminimalisir kasus yang melibatkan perempuan dan anak (PPA).
Sebab, belakangan ini kasus PPA di Jembrana, Bali, disebutkan mengalami peningkatan.
Bahkan masih didominasi oleh tindak pidana kekerasan seksual (TPKS).
Salah satu program yang tengah digencarkan adalah melaksanakan Jumat Sehati (Semangat, Harmoni dan Edukatif) untuk memberikan sosialisasi serta pemahaman kepada siswa untuk mencegah kasus terjadi kembali.
Baca juga: Diduga Alami Perundungan di Sekolah, NKA Putus Sekolah, UPTD PPA Jembrana Bali Lakukan Pendampingan
Menurut data yang berhasil diperoleh, total kasus PPA yang tercatat hingga Oktober 2025 ini sebanyak 32 kasus.
Jumlah ini didominasi oleh kasus kekerasan seksual sebanyak 12 kasus, 7 kasus kekerasan fisik, 4 kasus kriminal dan 2 kasus penelantaran anak.
Selain itu juga ada kasus lainnya seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Total ada 32 kasus libatkan PPA yang tercatat hingga Oktober ini," kata Kepala Dinas PPPA-PPKB Jembrana, Ni Kade Ari Sugianti melalui Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ni Made Candrawati, Senin 20 Oktober 2025.
Dia menyebutkan, dari total kasus yang tercatat tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan sebelumnya.
Sehingga, pihaknya menggandeng berbagai pihak serta instansi seperti Polres Jembrana untuk melakukan pencegahan serta penanganan kasus PPA di Gumi Makepung.
Salah satunya adalah dengan mengintensifkan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang ada melibatkan gabungan organisasi wanita (GOW) serta organisasi lainnya.
Hal ini diharapkan bisa menekan serta meminimalisir terjadinya kasus kekerasan pada perempuan dan anak.
"Saat ini, kami menggelar program Jumat Sehati atau sosialisasi ke sekolah-sekolah bersinergi dengan Polres Jembrana, FAD, dan lainnya sebagai upaya memberikan pemahaman. Kami minta seluruh siswa agar menganggap teman itu sebagai keluarga sendiri atau saling menyayangi dan menghargai," tandasnya.
Menurutnya, hal tersebut sangat penting dilakukan guna memberikan kesadaran kepada siswa.
Sebab, salah paham antar siswa biasanya bisa memicu terjadinya kekerasan bahkan berujung ke perundungan antar siswa di sekolah.
Kumpulan Artikel Bali

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.