Demo Buruh

TEWAS 11 Orang Akibat Demo Rusuh di Berbagai Daerah, Komnas HAM Rilis Nama Para Korban Jiwa 

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) merilis ada 11 korban jiwa hingga Selasa (2/9). Korban berasal dari mahasiswa, pelajar dll

ISTIMEWA/TRIBUNNEWS
DEMO - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) merilis ada 11 korban jiwa hingga Selasa (2/9). Korban berasal dari mahasiswa, pelajar, pengemudi ojek online (ojol) hingga staf dan anggota DPRD. 

Akreditor telah melaksanakan pemeriksaan terhadap semua saksi termasuk orang tua korban kemudian juga mengamati, menganalisa video, foto, dan dokumen-dokumen pengamanan.

Adapun dua anggota yang masuk dalam pelanggar kategori berat Kompol Kosmas Kaju Gae (duduk di samping sopir) dan Bripka Rohmat (sopir).

Kemudian pelanggar kategori sedang ada Aipda M Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Baraka Jana Edi, dan Baraka Yohanes David.  Kelimanya duduk di bangku belakang saat kejadian.

Sementara itu Pakar Politik Syahganda Nainggolan mengatakan presiden Prabowo perlu membuat tim independen pencari fakta agar seluruh informasi dapat diperoleh masyarakat secara benar.

“Demikian pula untuk memenuhi kritikan dunia internasional, termasuk PBB, atas banyaknya korban kekerasan dalam menyampaikan pendapat,” kata Syahganda.

Meskipun Prabowo sudah bekerja maksimal dalam meredam situasi chaos dan meresahkan masyarakat, tetap saja masyarakat membutuhkan kelengkapan informasi, seperti siapa yang bertanggung jawab, bagaimana kekerasan aparat negera dalam menangani aksi-aksi protes dan kemungkinan penunggangan aksi-aksi tersebut untuk kepentingan elite tertentu. 

“Beberapa hal sensitif seperti penjarahan rumah anggota DPR dan menteri keuangan, isu darurat militer dan isu terbunuhnya beberapa mahasiswa dan pelajar oleh aparat harus dapat dibongkar tuntas,” ujar Syahganda.

Syahganda juga meminta agar penangkapan-penangkapan aktivis pada aksi-aksi unjuk rasa perlu dilakukan secara hati-hati, termasuk menangkap Delpedro Marhaen, Direktur Lokataru Foundation.

Pemerintahan Prabowo harus memulai investigasi dengan melihat sebab-sebab sosial politik yang besar dan komprehensif, sebelum melihat aktor-aktor yang terlibat di dalamnya.

“Tanpa metode yang tepat, saya memandang bahwa nanti yang akan muncul adalah saling fitnah dan pencatatan kambing hitam,” ujarnya.

Dengan metode investigasi yang serius dan tepat, Syahganda Nainggolan berharap Prabowo dapat menegakkan hukum sekeras-kerasnya.

"Metode investigasi harus serius dan tepat, supaya tuduhan Prabowo tentang adanya unsur makar dan terorisme yang didalangi mafia migas, pangan dan lain-lain dalam kasus tersebut dapat dibongkar sejelas-jelasnya," tutup Pendiri Great Institute ini. Great Institute adalah lembaga pemikiran (think tank) yang didirikan mendukung pemikiran progresif revolusioner Presiden Prabowo Subianto.

GREAT yang merupakan singkatan dari Global Research on Economics, Advance Technology, and Politics, diluncurkan di Jakarta Selatan pada Selasa (3/6) silam. Lembaga ini digagas Dr Syahganda Nainggolan, yang menjabat ketua Dewan Direktur, bersama sejumlah tokoh nasional, termasuk Moh Jumhur Hidayat sebagai Ketua Dewan Pembina.

Diketahui aksi-aksi massa yang memprotes kenaikan tunjangan DPR dan kekerasan aparat dan disertai kerusuhan sepanjang 25 Agustus - 1 September 2025 sudah menyebabkan jatuhnya korban hingga mencapai 10 orang. Kejadian ini tentu memilukan dan membuat prihatin pada aktivis pro demokrasi. (tribun network/nas/rik/wly)

TERSANGKA Kericuhan Demo
TERSANGKA Kericuhan Demo (ISTIMEWA/TRIBUNGROUP)

DAFTAR KORBAN JIWA YANG TEWAS HINGGA SELASA (2/9):

1. Affan Kurniawan (21) – Pengemudi ojol asal Jakarta 
2. Muhammad Akbar Basri (26) - Pegawai Humas DPRD Makassar.
3. Sarinawati (26) - Pegawai DPRD Makassar.
4. Saiful Akbar (43) - Plt Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Makassar.
5. Rusdamdiansyah Rusmadiansyah (25) - Pengemudi ojol di Makassar.
6. Sumari (60) - Tukang becak asal Solo.
7. Rheza Sendy Pratama (21) - Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta. 
8. Andika Lutfi Falah (16) - Siswa kelas 11 di SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang, Banten.
9. Iko Juliant Junior (19) - mahasiswa FH Universitas Negeri Semarang 
10. Budi Haryadi (30) – Anggota Satpol PP Kota Makassar.11.  Septinus Sesa - Warga saat aksi blokade di kawasan Wirsi dan Jalan Yosudarso, Manokwari

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved