Berita Nasional
Naik 54,8 Persen, Realisasi Investasi Sektor Hilirisasi Semester I Tahun 2025 Capai Rp 280,8 Triliun
Realisasi investasi di sektor hilirisasi pada semester I tahun 2025 mencapai Rp 280,8 triliun, meningkat 54,8 persen dari tahun sebelumnya.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM bersama Fastmarkets menyelenggarakan International Critical Minerals and Metals Summit (ICMMS) 2025.
Forum ini merupakan sarana bagi para pemangku kepentingan global untuk membahas tantangan dan peluang dalam sektor critical mineral atau mineral kritis.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menyampaikan visi strategis Indonesia untuk memperkuat perannya dalam transisi energi melalui pengelolaan sumber daya mineral kritis secara berkelanjutan dan inovatif.
“Indonesia tidak hanya menjadi peserta, tapi juga key player dalam perjalanan transisi energi global, berkat kekayaan sumber daya mineral seperti nikel, bauksit, emas, timah, dan tembaga,” kata Wamen Investasi, Todotua Pasaribu, Kamis 25 September 2025.
Baca juga: Mendagri Tito Ingatkan Pemda Jangan Biarkan Inflasi Ganggu Daya Beli
Menurutnya keputusan berinvestasi dan berinovasi dari para investor, lahir dari kolaborasi, dan akan membuka potensi besar kekayaan mineral kritis Indonesia, yang secara fundamental akan mentransformasi dan memperkuat rantai pasok global.
Sekaligus memastikan keberlanjutan, meningkatkan, ketahanan ekonomi dan menciptakan peluang baru bagi generasi mendatang.
Realisasi investasi di sektor hilirisasi pada semester I tahun 2025 mencapai Rp 280,8 triliun, meningkat 54,8 persen dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor utama yaitu mineral Rp 193,8 triliun, khususnya untuk komoditas nikel, tembaga, dan bauksit.
Hilirisasi menjadi kunci utama untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, melalui strategi hilirisasi yang mendukung transisi energi nasional.
Strategi hilirisasi dilakukan melalui dua fase, yaitu optimalisasi komoditas non-terbarukan dan pengembangan rantai pasok industri energi terbarukan seperti kendaraan listrik, baterai, dan panel surya.
“Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan dengan kemakmuran bersama. Saya yakin bahwa diskusi kita hari ini tidak hanya memperdalam hubungan komersial, tetapi juga menginspirasi kemitraan baru yang akan berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi bersama ke depan,” ungkap Wamen Investasi Todotua Pasaribu.
Selain sesi Main Summit yang dihadiri oleh Wamen Investasi, pada event ini diselenggarakan pula Government Summit, pertemuan eksklusif dan tertutup yang mempertemukan para perwakilan dari negara mitra, investor strategis dan pemimpin perusahaan di sektor hilirisasi.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Nurul Ichwan, hadir sebagai pembicara utama dengan fokus diskusi yaitu tantangan dan peluang dalam hilirisasi mineral serta penguatan rantai pasok berkelanjutan.
Salah satu bagian dari ICMMS 2025 Main Summit adalah sesi Fireside Chat.
Di sesi ini, Deputi Promosi bersama Deputy Director Global Relations and Cooperation Directorate OECD, Karim Dahou, menjadi narasumber.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.