Kasus Pembunuhan

Terungkap Detik-Detik Pembunuhan Sadis di Siak, Korban Dikejar Nyaris Tanpa Pakaian

Rekaman CCTV menjadi kunci terungkapnya kasus pembunuhan keji terhadap Novrianto (39), warga Pekanbaru, yang ditemukan terkubur

|
tribun bali/dwisuputra
Ilustrasi mayat - Rekaman CCTV mengungkap detik-detik pembunuhan sadis di Siak, korban dikejar dengan parang nyaris tanpa menggunakan pakaian. 

TRIBUN-BALI.COM, PEKANBARU - Rekaman CCTV menjadi kunci terungkapnya kasus pembunuhan keji terhadap Novrianto (39), warga Pekanbaru, yang ditemukan terkubur di halaman rumah tersangka di Perawang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau.

Dari hasil penyelidikan, pelaku bernama Ihsan membunuh korban dengan parang karena motif sakit hati setelah pesta minuman keras dan hubungan menyimpang berujung kekerasan.

Kasus pembunuhan terhadap Novrianto (39) di Siak, Riau, akhirnya terungkap setelah polisi menemukan rekaman kamera pengawas (CCTV) yang memperlihatkan detik-detik korban dikejar dan diserang dengan parang oleh tersangka Ihsan.

Baca juga: FORENSIK Buktikan Bahwa Sang Mandor Dibekap, Makin Kuatkan Indikasi Pembunuhan di Gianyar Bali !

Jasad korban ditemukan pada 28 Oktober 2025 di halaman rumah pelaku di Perawang Barat, Kecamatan Tualang, dalam kondisi terbungkus terpal dan dikubur dangkal.

Kapolres Siak AKBP Eka Ariandi Putra mengungkapkan, dalam rekaman CCTV terlihat korban hanya mengenakan celana dalam dan berusaha kabur dari rumah pelaku dengan luka di kepala.

Pelaku terus mengejar hingga korban terpojok di halaman sebelum akhirnya menebaskan parang berkali-kali hingga korban tewas.

Hasil autopsi RS Bhayangkara Polda Riau menunjukkan luka parah di kepala, rahang, leher, dan punggung korban akibat benda tajam.

Baca juga: DAPAT Ancaman Pembunuhan, Masalah Serius di Balik Mundurnya Patrick Kluivert dan Staf 

Pembuluh darah besar di leher juga terputus, dan ditemukan robekan pada selaput otak.

Penemuan jasad berawal dari kecurigaan warga terhadap gundukan tanah baru di halaman rumah pelaku. Setelah digali, ditemukan terpal biru berisi tubuh manusia yang telah membusuk.

Polisi kemudian memburu Ihsan yang sempat kabur ke Pekanbaru.

Ia ditangkap di area peternakan sapi setelah mencoba melarikan diri, sehingga petugas menindak secara tegas dan terukur.

Dari hasil pemeriksaan, terungkap motif pembunuhan bermula dari hubungan sesama jenis antara pelaku dan korban yang berawal dari aplikasi MiChat.

Pelaku mengaku kesal karena korban menghitung-hitung kuota internet padahal dirinya telah rela memperlakukan korban secara istimewa, bahkan menyeret istrinya dalam hubungan menyimpang tersebut.

Dalam kondisi marah dan dipengaruhi alkohol, pelaku mengambil parang dan menyerang korban hingga tewas. Jasadnya kemudian dibungkus terpal dan dikubur di halaman rumah untuk menghapus jejak.

Kronologi

Dari hasil penyelidikan, pembunuhan terjadi pada Minggu pagi, 26 Oktober 2025.

Sebelumnya Ihsan mengenal Novrianto sebulan lalu dari aplikasi MiChat.

Ihsan tergoda dengan tawaran korban saat pertama kali mereka chatting.

Novrianto janji memberikan layanan seks oral gratis dan mau datang ke Perawang. 

“Ya saya maulah, dia datang ke rumah saya,” ujarnya.

Itulah pertama kalinya Ihsan dan Novrianto melakukan hubungan sesama jenis.

Ihsan semakin termakan rayuan korban hingga hubungan mereka terus berlanjut.

Pertemuan kedua mereka terjadi pada 11 Oktober 2025.

Novrianto datang ke rumahnya membawa minuman keras tuak. Mereka pun pesta tuak hingga mabuk. 

Sebelum menghabisi korban, pelaku sempat menyuruh korban memperkosa istrinya. Karena pelaku dan korban malam itu berpesta minuman keras tradisional tuak

Peristiwa itu berawal pada Sabtu (25/10/2025) malam saat pelaku dan korban kembali meminum tuak di rumah pelaku. Keduanya memang sudah dua kali berpesta tuak bersama, setelah pertemuan pertama pada 11 Oktober.  

“Malam itu pelaku dan korban sama-sama minum tuak,” kata Kapolres Siak AKBP Eka Ariandi Putra, Jumat (31/10/2025). 

Sekitar pukul 03.00 WIB, Minggu (26/10/2025), Ihsan menarik paksa istrinya yang sedang tidur di kamar belakang dan membawanya ke ruang tamu. Di sana, ia menyuruh korban untuk berhubungan badan dengan sang istri, sementara dirinya menahan kedua tangan istrinya. 

“Saat itu terjadi, istrinya meronta dan menangis, namun pelaku memaksa, saat korban menyetubuhi istri pelaku, pelaku meraba di bagian dada. Ini pelaku benar-benar membantu melakukannya,” ujar Kapolres. 

Setelah korban melakukan perbuatan itu. Pelaku juga minta dilayani oleh istrinya. Istrinya terpaksa menuruti permintaannya. 

Usai kejadian, pelaku dan korban kembali duduk dan meminum tuak seolah tak terjadi apa-apa. Pukul 04.30 WIB, sang istri mandi sambil menangis, lalu berangkat ke pasar untuk berjualan.

Sekitar 30 menit kemudian, pelaku meminta hotspot ke korban untuk menggunakan ponsel. Namun, beberapa saat kemudian korban mematikan hotspot dengan alasan baterai lemah dan kuota hampir habis. 

“Korban mengatakan kuotanya tinggal 200 mb,” ujar Kapolres. 

Namun demikian, ternyata korban masih menonton video porno.

Melihat itu, pelaku merasa tersinggung. Ia merasa korban menghitung-hitung soal hotspot, sementara ia rela memberikan istrinya kepada korban tanpa pamrih.

“Ya, pelaku mengaku kesal karena korban hitung-hitungan sementara dia merasa sudah memberikan segalanya, termasuk istrinya,” katanya. 

Usai membunuh, pelaku membakar kasur yang berlumuran darah korban, kemudian menggali lubang di belakang rumah untuk menguburkan jasadnya yang dibungkus terpal.

Setelah mengubur korban, Ihsan sempat meminta uang Rp100 ribu kepada istrinya, namun tak diberikan.

Ia kemudian meminjam uang dari orang lain lalu melarikan diri ke Pekanbaru, sebelum akhirnya ditangkap polisi.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara maksimal seumur hidup. (*)

 

Berita lainnya di Kasus Pembunuhan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved