Berita Nasional

Analis Global McGill: Penerapan B50 Harus Pertimbangkan Risiko Fiskal dan Pasar Sawit

Pungutan ekspor yang tinggi dan persoalan legalitas lahan membuat investor enggan melakukan penanaman baru. 

Istimewa/Panitia IPOC 2025
Managing Director Glenauk Economics Julian Conway McGill saat memberikan materi pada diskusi panel hari kedua IPOC ke-21 pada Jumat 14 November 2025. Analis Global McGill: Penerapan B50 Harus Pertimbangkan Risiko Fiskal dan Pasar Sawit 

“Jika produksi stagnan sementara konsumsi biodiesel naik cepat, siklusnya menjadi berat: ekspor turun, pendapatan levy turun, pungutan harus naik lagi,” ungkapnya.

Dampak paling terasa ada di pasar utama seperti India dan Pakistan, yang sangat sensitif pada perubahan harga. 

Dengan kenaikan harga sawit, negara-negara itu cenderung berpindah ke minyak nabati lain. 

Di Tiongkok dan Eropa, sawit sudah kalah bersaing karena pasokan kedelai besar dan regulasi yang semakin ketat.

Sementara itu, dari sisi industri, kapasitas produksi biodiesel dalam negeri juga dinilai belum sepenuhnya siap. 

“Sebelum B50 benar-benar jalan, dibutuhkan investasi kapasitas yang cukup besar,” tutur McGill.

Meski demikian, dia mengakui keunggulan teknis Indonesia dalam mencapai tingkat campuran tinggi. 

“Dulu B10 saja dianggap mustahil. Kini B40 sudah berjalan. Itu pencapaian luar biasa,” paparnya.

Namun secara ekonomi, dia menilai percepatan menuju B50 lebih tepat dilakukan dengan pendekatan yang lebih fleksibel.

McGill mengusulkan skema mandatory fleksibel, mirip kebijakan gula–etanol di Brasil. 

Pemerintah bisa menyesuaikan volume biodiesel sesuai fluktuasi harga CPO dan solar. 

Jika harga sawit tinggi, serapan biodiesel dikurangi; jika harga turun, serapan diperbesar. 

“Dengan timing yang tepat, Indonesia bisa mendapatkan biodiesel empat kali lebih banyak untuk biaya yang sama,” ucapnya.

Secara teknis, McGill menyebut kecepatan penerapan B50 bukanlah ukuran keberhasilan. 

“Pertanyaannya bukan apakah Indonesia bisa melakukannya, tetapi apakah sebaiknya dilakukan sekarang. Keamanan energi lebih efektif dicapai dengan momentum yang tepat, bukan dengan melaju secepat mungkin.” tambahnya.

Di tengah ambisi besar transisi energi, peringatan McGill memberikan satu pesan penting yakni keberhasilan program biodiesel tidak hanya ditentukan oleh tingginya angka campuran, tetapi oleh kemampuan menjaga keseimbangan antara energi, fiskal, industri, dan pasar global. (*)

Kumpulan Artikel Nasional

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved