Pasca-Meninggalnya Wisman India, Pengusaha Evaluasi SOP
Pasca-dievakusi Wisatawan asal India, Katir Sheh yang yang meninggal dunia saat melakukan rafting di Sungai Ayung, membuat istri dari korban kurang pu
Penulis: I Putu Darmendra | Editor: Iman Suryanto
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pasca-dievakusi Wisatawan asal India, Katir Sheh yang yang meninggal dunia saat melakukan rafting di Sungai Ayung, membuat istri dari korban kurang puas. Bahkan Khyti Shah, istri korban saat berbincang dengan Tribun Bali, Selasa (4/11) lalu, terus menuding dua petugas pemandu rafting yang tidak melakukan apa-apa saat suaminya tenggelam di Tukad Ayung, Senin (3/11). Ia beranggapan bila saja kedua pemandu dari Bali Adventure tersebut cepat melakukan pencarian, maka suaminya tidak akan tewas.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Wisata Tirta dan Bahari Bali, Ida Bagus Agung Parta Adnyana mengungkapkan, rafting memiliki Standard Operating Procedure (SOP) kemanan dan keselamatan bernama River Running System. Bila mengacu pada hal tersebut, maka aktivitas rafting akan berjalan aman. "Kalau guide memegang acuan itu maka saya yakin akan aman. Misalkan, saat tamu hilang, Ia harus cari tahu dengan cepat. Kalau lebih dari tiga menit tidak ditemukan langsung hubungi pusat," jelasnya.
Iya meyakini, kedua pemandu kemarin sudah melakukan pencarian. Namun karena dalam kondisi panik, keterlambatan dalam menyampaikan ke pusat bisa saja terjadi. Apapun alasannya, ia meminta agar segera ada perbaikan.
Selain itu, dikatakannya mental pemandu juga harus diubah. Tidak hanya sebatas memberikan pelayanan. Manggut-manggut dengan semua permintaan tamu. Pemandu juga harus mengutamakan idealisme. Menepikan service saat berhadapan dengan keamanan dan keselamatan tamunya sendiri.
"Sepertinya para pemandu kita harus mengedepankan idealismenya. Jangan hanya mengutamakan pelayanan semata. Ini harus dipertegas, kalau tamu minta ini dan itu yang berpotensi membahayakan jangan mau nurut, tegas. Toh ini demi mereka," imbaunya.
Ihwal ini menurutnya akan menjadi pekerjaan rumah besar bagi perusahan wisata air di Bali. Ia berharap semuanya kembali memperhatikan prosedur keamanan dan keselamatan secara detail. Untuk itu, ia berencana akan melakukan rapat kordinasi dengan semua perusahaan yang bergerak di wisata air minggu depan.
"Saya punya ide, nanti akan saya sampaikan sama anggota minggu depan. Ini jadi tugas yang harus diselesaikan. Kita benahi semuanya agar bisa menjadi sub pariwisata yang berdedikasi," ucap Adnyana.
Sebelumnya, Manager Bali Adventure, Tiwi telah berjanji memberikan asuransi. Satu diantaranya dengan membiayai kepulangan jenazah, keluarga dan kerabat. Namun saat ditanya mengenai sejauh mana pemandunya menjalankan SOP penyelamatan, wanita ini hanya menggelengkan kepala sembari berkata kurang tahu. "Silahkan tanya sama yang lebih berkapasitas. Saya kurang tahu soal itu," ujarnya. (*)