Bayi Dianiaya Ibu Kandung di Bali
Bayi J Korban Kekerasan Ibu Kandungnya Disebut Tidak Ditelantarkan, Begini Penjelasan Lely
Kalau ada yang mengatakan bahwa anak ini lebih tepat di yayasan, menurutnya tidak tepat karena bayi J adalah anak kandung Mariana Dangu.
Penulis: A.A. Gde Putu Wahyura | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Pelaksana Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Bali, dr. Lely Setyawati, dengan tegas menyatakan bayi J bukan bayi terlantar.
Kalau ada yang mengatakan bahwa anak ini lebih tepat di yayasan, menurutnya tidak tepat karena bayi J adalah anak kandung Mariana Dangu.
Baca: Bayi J Diduga Dipakai Alat Ibu Kandungnya Lakukan Pemerasan, Polisi Telusuri Penyebar Video
Baca: Lely Ungkap Ibu Penganiaya Bayi Ini Sebagai Korban Kekerasan, Begini Pengakuannya!
Mariana diakui memang punya masalah dengan kondisi psikologisnya.
Namun, katanya, orang lain tidak perlu menstigma orang dengan psikologis karena semua dari manusia punya satu masalah hidup yang membuatnya mempunyai masalah mental (psikologis).
Saat terjadi penganiayaan seperti di video, Lely mengaku mendapatkan laporan dari ayah bayi J, Otmar Daniel Edelsberger.
Ia meminta anaknya diselamatkan.
Pihaknya pun berkoordinasi dengan pihak kepolisian sehingga bisa mengambil tindakan menyelamatkan bayi ini.
Saat mengambil bayi itu dan dititipkan ke Yayasan Metta Mama & Megha, sebelumnya anak tersebut juga dicek di spesialis anak, spesialis THT, spesialis mata, dan pemeriksaan darah.
Hasilnya tidak ada gangguan berarti diakibatkan oleh penyiksaan seperti heboh di video.
“Anak ini kita titipkan dan semua pakai batasan waktu saat kita obati ibunya, kita minta pihak yayasan dan dinsos merawat bayi ini 40 hari, pertimbangan kami setelah 40 hari si ibu bisa mengasuh bayi ini dan ia juga punya keluarga di Sumba sehingga bisa menghadirkan ke Bali. Yang viral di medsos sangat kami sayangkan, yang sepertinya membuat kita gerah,” jelasnya.
Pada 27 Maret 2017 setelah sehabis konseling rawat inap, saat itu pihak RS Sanglah mengatakan Mariana sudah bisa rawat jalan dan hanya membutuhkan bimbingan psikiater.
Itu sebabnya sampai hari ini P2TP2A mendampinginya.
Ia mengatakan bahwa Mariana memang mengalami ganggguan emosional saat melakukan penganiayaan namun setelah dua minggu dia sehat lagi.