Arkeolog Bali Ungkap Isi Sarkofagus, Ada Serpihan Tulang Berumur 2500 Tahun, Simak Fakta Lainnya
Sejumlah arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) dan Balai Pelindungan Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Bali, meneliti sebuah sarkofagus
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Sejumlah arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) dan Balai Pelindungan Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Bali, meneliti sebuah sarkofagus atau tempat kubur batu yang ditemukan Nengah Lodra, di di Subak Dugul, Banjar Selat Peken, Desa Selat, Susut, Minggu (12/8/2018).
Peti batu dengan panjang 95 sentimeter, lebar 60 sentimeter, dan tinggi 122 sentimeter merupakan sarkofagus utuh.
Sarkofagus tersebut berhasil dibuka pada Jumat (31/8/2018), dan di dalamnya terdapat kerangka manusia yang masih tersimpan.
Terlihat, kerangka tersebut sudah jadi serpihan tulang, yang diduga berusia 2500 tahun.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kabid Adat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bangli, I Nyoman Susila.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh 6 orang dari Balar dan BPCB, sarkofagus merupakan benda cagar budaya, yang diperkirakan berusia 2500 tahun awal masehi, yakni jaman megalitikum (batu besar).
Dari penelitian tersebut diketahui pula bahwa tulang yang ada didalamnya merupakan tulang orang dewasa, yang pada masa itu tergolong orang terpandang dan terhormat.
Sebab penguburan melalui sarkofagus membutuhkan biaya tinggi, disamping juga upacara yang besar.
Pengungkapan sarkofagus ini, mengingatkan pada temuan serupa di kota Alexandria, Mesir yang sempat bikin heboh beberapa waktu lalu.
Setelah dianalisis mendalam, kini para ahli perlahan mulai punya gambaran lebih jelas soal isi sarkofagus tersebut.
Awal saat ditemukan, ahli menemukan tiga kerangka dalam peti tersebut.
Ketiga jasad tersebut dianggap sebagai perwira militer.
Namun identifikasi terbaru mengungkapkan jika kerangka tersebut terdiri dari 2 orang pria dan seorang perempuan.
Hal ini mematahkan pandangan sebelumnya karena Mesir kuno tidak melibatkan perempuan dalam militernya.
Jadi siapa mereka?