Arkeolog Bali Ungkap Isi Sarkofagus, Ada Serpihan Tulang Berumur 2500 Tahun, Simak Fakta Lainnya

Sejumlah arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) dan Balai Pelindungan Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Bali, meneliti sebuah sarkofagus

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/MUHAMMAD FREDEY MERCURY
Sejumlah arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) dan Balai Pelindungan Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Bali, meneliti sebuah sarkofagus atau tempat kubur batu yang ditemukan Nengah Lodra, di di Subak Dugul, Banjar Selat Peken, Desa Selat, Susut, Jumat (31/8/2018). 

Selain itu juga, arkeolog percaya bahwa dulunya mayat-mayat dikebumikan pada waktu yang terpisah, karena kerangka itu ditemukan dalam kondisi bertumpuk satu sama lain.

Lempeng emas ini mungkin menunjukkan biji opium dalam cawan.

Biji opium sangat populer di Mesir sekitar 2.000 tahun lalu.

Selain ditemukan tiga kerangka, tim arkeolog juga menemukan tiga lempeng emas yang memiliki gambar berbeda.

Hingga saat ini para ahli belum mengetahui makna di baliknya.

Ahli yang tidak terlibat dalam penelitian, Jack Ogden, mengungkapkan salah satu gambar yang terdapat pada lempeng emas itu mungkin menggambarkan buah biji opium di dalam cawan.

Namun arti gambar tersebut masih belum jelas.

"Opium tampaknya telah cukup banyak digunakan untuk tujuan pengobatan, tetapi mungkin ada hubungannya dengan hal lain seperti kematian dan kelahiran kembali. Ini menarik," kata Ogden dilansir Live Science, Senin (20/8/2018).

Selain lempeng emas yang mungkin menggambarkan biji opium dalam cawan, tim arkeolog juga menemukan lempeng emas bergambar ular.

"Lempeng emas bergambar ular mungkin bisa dikaitkan dengan kelahiran baru," kata Ogden menduga.

Salah satu lempeng emas dalam peti mati kuno dari zaman Firaun menunjukkan gambar ular.

Sementara lempeng emas terakhir yang ditemukan, diduga Ogden merupakan gambar cabang daun kelapa atau jagung.

"Gambar cabang daun kelapa atau jagung merupakan motif umum yang terkait dengan kesuburan dan kelahiran kembali," tambah Ogden yang telah melakukan penelitian ekstensif mengenai perhiasaan emas Mesir dari periode sekitar 2000 tahun lalu.

Sementara cairan merah yang ditemukan di sarkofagus, kemungkinan merupakan air saluran pembuangan dicampur dengan pembungkus mumi yang akhirnya terdekomposisi dan hancur.

Analisis lebih lanjut dari tulang belulang tersebut akan dilakukan, termasuk CT scab dan tes DNA untuk menentukan apakah mereka merupakan satu keluarga yang sama.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved