Pembukaan Underpass Ngurah Rai Dan Beberapa Rencana Besar di Bali Menurut Luhut Binsar
Menurutnya kini, hampir semua proyek-proyek nasional yang dikerjakan Kemetrian PUPR betul-betul dikerjakan dengan baik.
Penulis: Rino Gale | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Underpas Ngurah Rai hari ini, Sabtu (22/9/2018) telah diresmikan oleh Menko Maritim, Gubernur Bali, dan Bupati Badung.
Tujuan pembangunan Underpass adalah untuk mengurangi tingkat kemacetan yang sebelumnya dari arah selatan ke utara.
Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta mengungkapkan, atas nama masyarakat Badung, Bali mengucapkan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri PUPR.
Dalam proses pembuatan underpass, proses pembebasan lahan pun terwujud dan tepat waktu.
Manfaat dari underpass ini sudah jelas untuk mengurangi tingkat kemacetan.
Paling tidak kemacetan yang semestinya 1 kilometer per jam bisa berkurang menjadi setengah kilo per jam.
"Ini akan memperlancar arus lalu lintas yang ada di Badung Selatan. Itu yang kami sampaikan terkait manfaat tersebut," ungkapnya
Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan menambahkan pelaksanaan underpass ini ternyata lebih cepat satu setengah bulan dari perkiraan.
Menurutnya kini, hampir semua proyek-proyek nasional yang dikerjakan Kemetrian PUPR betul-betul dikerjakan dengan baik.
Dampak dari pembangunan ini diharapkan bisa memperlancar arus lalu lintas nantinya.
"Kenyataannya memang Bali adalah salah satu destinasi turis. Dan mengcover sekitar 40 persen lebih turis Indonesia. Oleh karena itu pihak pemerintah (Presiden) meminta agar penataan Bali dikelola dengan baik," ujarnya.
Pihaknya juga meminta kepada World Bank dan Universitas Udayana untuk membuat studi.
Karena runaway Ngurah Rai ini akan diperlebar sekitar 37 hektar.
Yang nantinya akan berdampak pada jumlah penumpang yang datang ke Bali.
Diprediksi akan bertambah 37,5 juta orang dalam 3 sampai 4 tahun mendatang.