Liputan Khusus

Program Bayi Tabung Makin Diminati di Bali, Bisa Pesan Jenis Kelamin & Harus Siap Terima Bayi Kembar

Bali adalah daerah dengan jumlah klinik bayi tabung (In Fitro Vertilization/IFV) terbanyak ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya

Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Dokter senior perintis bayi tabung di Bali, dr Ilyas Angsar (tengah), bersama tim medis RS Prima Medika. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -  Bali adalah daerah dengan jumlah klinik bayi tabung (In Fitro Vertilization/IFV) terbanyak ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Itu menurut laporan nasional dari Association for In Fitro Vertilization.

Ini menunjukkan, program bayi tabung semakin diminati di Bali oleh pasangan yang tidak memiliki keturunan secara alami (infertilitas).

Dokter yang kali pertama berhasil menciptakan bayi tabung di Bali, dr AAN Anantasika SpOG, mengatakan bahwa dalam program bayi tabung, pasien bisa memesan jenis kelamin yang diinginkan oleh mereka. 

"Memang adanya teknologi bayi tabung salah satunya untuk ini," kata Anantasika pekan lalu kepada Tribun Bali.

Menurut Anantasika, untuk memesan jenis kelamin tidak memerlukan biaya tambahan. Hal ini biasanya dibicarakan antara pasangan dan pihak klinik yang menanganinya.

Untuk menjalankan teknik ini, dokter bayi tabung biasanya mengolah sel sperma suami.

Saat dianalisis, apabila yang diinginkan adalah bayi laki-laki, maka akan dipilih sel sperma laki-laki untuk dimasukkan ke dalam sel telur wanita.

“Kalau kita mengolah embrio kan tidak etis. Kalau kita mengolah sperma kan belum ada kehidupan. Jadi sperma itu bisa diolah. Bisa dipisahkan kelompok cowok, ceweknya. Itu kita pakai," jelas Anantasika

Anantasika juga menjelaskan, embrio hasil penggabungan antara sel telur dan sperma juga bisa disimpan.

Menariknya, embrio ini ternyata bisa disimpan dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

"Tidak ada batasnya. Karena embrio ini kalau kita simpan, dia istilahnya dunianya berhenti. Misalnya kalau embrionya umurnya 5 hari, kalau kita simpan, akan tetap umurnya lima hari saat diambil," jelas pria asal Denpasar ini seraya menegaskan embrio yang disimpan tidak akan tertukar atau dimasukkan ke rahim orang lain.

"Itu ada yang mengatur. Tentunya itu tidak boleh," imbuhnya.

Sementara itu, pendiri Klinik Bayi Tabung di RS Prima Medika, Denpasar, dr Ilyas Angsar SpOG mengingatkan pasangan tentang pentingnya menjalankan program bayi tabung dengan benar.

Jangan sampai, kata Angsar llyas, karena panik belum mendapatkan momongan meskipun belum setahun menikah, program bayi tabung sudah jadi pilihan.

Pasien yang panik lantaran belum bisa hamil padahal pernikahannya belum setahun, kata Ilyas, rentan untuk dimanfaatkan oleh oknum dokter yang hanya mementingkan keuntungan semata.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved