Liputan Khusus

Program Bayi Tabung Makin Diminati di Bali, Bisa Pesan Jenis Kelamin & Harus Siap Terima Bayi Kembar

Bali adalah daerah dengan jumlah klinik bayi tabung (In Fitro Vertilization/IFV) terbanyak ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya

Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Dokter senior perintis bayi tabung di Bali, dr Ilyas Angsar (tengah), bersama tim medis RS Prima Medika. 

Bahkan pasangan yang melahirkan bayi kembar empat belum lama ini adalah hasil dari bayi tabung di RS Prima Medika, yang kemudian dilahirkan di RS Puri Bunda Denpasar.

Dokter bayi tabung di RS Prima Medika, dr Ilyas Angsar SpOG, menceritakan pengalamannya saat menangani pasien bayi tabung yang ternyata bayinya kembar 3 dan kembar 4.

Fenomena kembar empat yang lahir belum lama ini, menurutnya, bukan kali pertama terjadi di Bali. Hanya saja, sebelumnya ada pasangan yang tak berani melanjutkan prosesnya.

"Jadi dari sebelumnya sudah ada juga, cuma digugurkan karena merasa tidak siap dengan biaya perawatan dan lain-lain. Ada pasien kami yang mendengar kabar bahwa bayi kembar itu biaya perawatannya bisa Rp 250 juta per bayi, nah dia kaget, dan minta digugurkan saja. Akhirnya saya sarankan agar dia ngurus BPJS untuk bayi dan dirinya, sehingga beres. Bayi kembar 4 yang lahir belum lama ini juga pakai BPJS. Saya yang menyarankan," jelas dr Ilyas.

Mantan Ketua POGI Bali, dr AAN Anantasika, SpOG, menambahkan, saat embrio sudah terbentuk, dokter harus pintar-pintar memilih mana embrio yang bagus dan yang muda.

Apabila jenis embrionya muda, maka tingkat melekatnya 50 persen. Hal ini akan menentukan berapa embrio yang harusnya dimasukkan ke rahim sang calon ibu.

"Nah meletakkan ini harus pintar menilai mana embrio yang bagus. Misalnya kalau muda, kan tingkat melekatnya 50 persen, makanya kita masukkan dua embrio saja. Dengan perhitungan 50 persen kan satu melekat, satu enggak," terangnya.

Dari teori yang dia ketahui, rata-rata embrio yang terbentuk potensi kemelekatannya di rahim sebanyak 25 persen.

Itulah sebabnya, banyak dokter bayi tabung memasang embrio empat di rahim istri, dengan harapan yang jadi adalah satu bayi.

"Nah, tetapi kalau embrionya bagus bisa saja dia berkembang menjadi 2, dan 3 bahkan bisa ada yang membelah makanya bisa sampai ada kembar 4 seperti kejadian belum lama ini," jelas Anantasika.

Dalam penanganan bayi tabung, biasanya dilibatkan banyak dokter spesialis. Ini karena dalam prosesnya, jika sang istri mengalami masalah khusus, harus ditangani dengan cara khusus pula oleh dokter ahlinya.

"Di sana kalau ada masalah pada laki-laki kan yang menangani lain. Kemudian yang menangani embrionya, yang menangani embriologi. Kemudian kalau perlu membius , kita perlu anastesi, kemudian kalau kita butuh mengambil sel maninya, kita butuh dokter bedah urologi. Di beberapa tempat perlu psikolog malah. Karena wanita yang lama tidak punya anak kan stresnya luar biasa. Bisa bayangkan seorang wanita yang meninggalkan rumahnya datang ke tempat baru, lama tidak bisa hamil, ditanya terus terusan. Nah makanya harus ada psikolog," jelas dr Putu Doster Mahayasa. (win/sud)

Untuk selengkapnya silakan simak video di bawah ini : 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved