Luh Birit Temukan Ayahnya Tewas Dikerumuni Belatung di Buleleng
Mayat yang sudah dalam kondisi membusuk itu ditemukan di sebuah rumah kosong di Banjar Dinas Belimbing, Kecamatan Tejakula, Buleleng
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Warga Banjar Dinas Belimbing, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng dihebohkan dengan penemuan sosok mayat laki-laki, pada Minggu (28/10/2018).
Mayat yang sudah dalam kondisi membusuk itu ditemukan di sebuah rumah kosong.
Kapolsek Tejakula, AKP I Wayan Sartika saat dikonfirmasi mengatakan, identitas mayat itu diketahui bernama Wayan Jeneng, warga asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula.
Baca: Dipepet 7 Remaja, Anggota TNI Dibacok Berkali-kali Meski Telah Ngaku Sebagai Tentara
Jenazah kakek berumur 72 tahun ini pertama kali ditemukan oleh anaknya sendiri, bernama Luh Birit.
Saat itu Luh Birit merasa penasaran lantaran sudah tiga hari belakangan ini sang ayah tak kunjung datang menengoknya.
Luh Birit lantas mengajak kedua anaknya untuk mengunjungi korban, di sebuah rumah kosong milik tetangganya yang terletak di Banjar Dinas Belimbing, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula.
Baca: Digantung Hingga Tewas, Prabu Pathmanathan Beri Pesan Terakhir, Ingin Sadarkan Orang Lewat ini
Setibanya di rumah tersebut, Luh Birit langsung mencium adanya aroma busuk yang menyengat.
Ia lantas bergegas mencari sang ayah di dalam kamar.
Dan betapa terkejutnya Luh Birit saat mendapati ayahnya telah tewas dengan kondisi yang telah membusuk, dikerumuni belatung.
Baca: Gadis 16 Tahun ini Ngaku Dirudapaksa Paman, Sepupu, Hingga Ipar
Melihat ayahnya tewas, Luh Birit pun meminta bantuan kepada warga sekitar untuk melakukan evakuasi.
"Menurut keterangan anaknya (Luh Birit, red) korban sempat mendatanginya sekitar tiga hari yang lalu. Sempat dikasih uang Rp 20 ribu. Korban memang sering tidur di rumah kosong itu. Rumah itu statusnya milik tetangganya, tidak dihuni. Korban tidur sendiri di rumah itu. Keluarganya sempat menyebutkan jika korban memang sakit. Saya kurang tahu sakit apa, hanya dibilang sakit saja," jelas AKP Sartika.
Saat ditemukan, imbuh AKP Sartika korban dalam posisi tidur tertelungkup, kepalanya menghadap ke timur, menggunakan baju kaos lengan pendek warna biru, dan kain sarung warna merah.
Baca: Video Detik-detik Mertua Hajar Menantu, Saya Besarkan Anak Saya dari Bayi Bukan Untuk Kau Sakiti
Dari hasil pemeriksaan medis Puskemas Tejakula, diperkirakan pekak Wayan Jeneng tewas sejak dua hari yang lalu.
"Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Mayatnya sudah membusuk, mengeluarkan belatung dan bau menyengat," terang AKP Sartika.
Saat ini, jenazah pekak Wayan Jeneng telah disemayamkan di rumah duka.
Kata AKP Sartika pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi, dan menerima kejadian ini dengan ikhlas.
"Kami sudah sarankan untuk diautopsi, tapi keluarganya menolak. Kematian korban masih tetap menjadi penyelidikan," tutupnya. (*)